Balikpapan (ANTARA) - Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo mengatakan momentum peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 sebagai pengingat pentingnya penguatan perlindungan anak melalui intervensi lintas sektor yang berbasis keluarga, lingkungan, dan komunitas.
“HAN merupakan pengingat bahwa perlindungan anak harus dimulai dari rumah. Kalau keluarga tidak kuat, maka anak rawan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan penelantaran,” katanya di Balikpapan, Rabu (23/7).
Ia mengatakan peringatan HAN 2025 di Balikpapan dipusatkan di halaman Kantor Wali Kota, dan diikuti pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, dari mulai PAUD hingga SLB.
Peringatan HAN selain sebagai ajang apresiasi, kegiatan tersebut juga menjadi bagian dari sosialisasi dan kampanye kota layak anak kepada masyarakat luas.
Bagus menilai, penguatan sistem perlindungan anak bukan hanya melalui infrastruktur, melainkan melalui peran aktif keluarga, RT, kelurahan, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis.
Ia menekankan, pendekatan pencegahan berbasis data keluarga harus menjadi perhatian.
Menurutnya Ketua RT dan pihak Kelurahan harus mengetahui lingkungan warganya, misalnya siapa saja yang hamil, siapa yang belum bekerja, siapa yang berisiko stunting. Data tersebut penting agar kebijakan dan bantuan dari pemerintah bisa tepat sasaran.
Bagus mengungkapkan, terkait masalah kekerasan terhadap anak kerap berawal dari tekanan ekonomi rumah tangga, pengangguran, dan lemahnya dukungan sosial. Upaya pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja tetap menjadi prioritas dalam mendukung perlindungan anak.
“Kita tidak bisa lepas dari kenyataan bahwa kemiskinan bisa mendorong kekerasan di rumah tangga. Anak bisa menjadi korban, oleh karena itu kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan harus menyentuh hulunya, yaitu kesejahteraan keluarga,” jelasnya.
Dikemukakannya bahwa hingga kini Balikpapan masih dihadapkan pada tingginya angka stunting dan beberapa kasus kekerasan terhadap anak, termasuk kasus kriminal remaja.
Bagus menegaskan bahwa perlindungan anak tidak bisa ditunda dan harus melibatkan seluruh elemen.
“Kota layak anak bukan hanya tentang taman bermain atau sekolah yang bagus. Tapi juga tentang rasa aman, kasih sayang di rumah, dan sistem sosial yang tidak membiarkan satu anak pun tertinggal,” ucapnya.
Saat ini, kata Bagus, Pemkot Balikpapan terus membenahi fasilitas umum ramah anak, termasuk membangun sekolah-sekolah baru dengan dukungan anggaran Provinsi Kaltim.
Meski demikian katanya, aspek nonfisik seperti pembinaan keluarga dan edukasi pola asuh juga harus menjadi perhatian bersama.
“Kalau ingin generasi emas 2045 benar-benar terwujud, maka anak-anak hari ini harus kita jaga. Hari Anak Nasional ini jadi refleksi, apakah kita benar-benar hadir untuk mereka,” ujar Bagus. (Adv).
