Kota Balikpapan (ANTARA) - Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Kota Balikpapan mendapat tambahan unit laboratorium baru senilai Rp132 miliar. Laboratorium Terpadu 2 ini menguatkan kemampuan riset atau penelitian dari dosen dan mahasiswa serta menambah layanan teknologi kampus yang kini sudah berusia lebih dari satu dekade itu.
“Fasilitas ini dibangun melalui skema atau dibiayai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2023,” kata Rektor ITK Prof Dr Agus Rubiyanto, Senin.
Dia menambahkan bahwa Laboratorium ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan pendidikan tinggi berbasis teknologi seperti ITK, sekaligus mendukung kerjasama berbagai sektor dalam pengembangan inovasi di kawasan Indonesia tengah.
Laboratorium Terpadu ITK mencakup 29 ruang laboratorium yang tersebar di berbagai bidang strategis seperti teknik, pangan, energi, manufaktur, dan teknologi informasi. Fasilitas ini dilengkapi dengan studio perancangan, ruang kerja dengan internet kapasitas besar dan cepat, bengkel kerja, dan ruang seminar.
Di Laboratorium Terpadu tersebut antara lain ada ada mikroskop elektron (Scanning Electron Microscope, SEM), mesin sinas X (X-Ray Diffraction, XRD), mesin uji universal (Universal Testing Machine UTM), dan 255 unit komputer tersedia untuk menunjang kegiatan penelitian dan proses belajar-mengajar, termasuk juga melayani kebutuhan masyarakat atau industri.
“Jadi gedung ini bukan sekadar infrastruktur, tetapi pusat layanan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa, dosen, pelaku industri, dan masyarakat,” katanya.
Karena itu kata Agus Rubiyanto, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti), Prof Dr Fauzan menyempatkan diri datang dan berkunjung ke ITK untuk meresmikan fasilitas ini Sabtu 21/6 akhir pekan lalu.
Menurut Wamendikti Fauzan, fasilitas ini juga harus bisa menjembatani kesenjangan kompetensi. ITK Balikpapan bisa menjadi tempat upskilling atau reskilling bagi anak-anak yang kompetensinya masih rendah. Dengan begitu, ITK bukan hanya tempat pendidikan bergelar, tapi juga punya program non-gelar yang bermanfaat.
"Laboratorium ini dikelola oleh tenaga ahli bersertifikat BNSP, dengan standar kerja berpedoman pada ISO/IEC 17025 dan ISO 9001. Mereka memiliki keahlian dalam teknik uji non-destruktif, analisis nano, keselamatan kerja laboratorium, hingga kalibrasi alat berpresisi tinggi," katanya..
Agus Rubiyanto menambahkan dengan beroperasinya fasilitas ini, ITK memperkuat posisinya sebagai simpul penting ekosistem riset dan transfer teknologi yang menjawab tantangan industri regional maupun nasional.