Samarinda (ANTARA) - Secara umum wilayah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) diprakirakan memiliki peluang 90 persen terjadi hujan kategori menengah, dengan curah hujan antara 50 - 150 milimeter pada 10 hari pertama Ramadhan, bertepatan dengan 10 hari pertama Maret 2025.
"Dampak negatif musim hujan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, sehingga masyarakat harus selalu waspada terhadap dampaknya," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda Riza Arian Noor di Samarinda, Senin.
Ia menyatakan pada prakiraan peluang curah hujan Dasarian I Maret 2025, secara umum wilayah Kaltim diprakirakan terjadi hujan kategori menengah, kecuali untuk sebagian wilayah Kaltim bagian barat.
Wilayah Kaltim bagian barat itu meliputi perbatasan wilayah Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu, kedua kawasan ini diprakirakan terjadi hujan dengan kategori tinggi antara 150 hingga 300 mm dengan peluang berkisar antara 60-80 persen.
Sedangkan pada prakiraan deterministik curah hujan Dasarian I Maret, secara umum wilayah Kaltim diprakirakan akan terjadi curah hujan dengan kategori menengah antara 50 - 150 mm.
Kecuali untuk wilayah perbatasan Kutai Barat dengan Mahakam Ulu dan sebagian wilayah Kabupaten Berau, yang diprakirakan terjadi curah hujan dengan kategori tinggi antara 150 - 200 mm.
Kemudian pada prakiraan deterministik sifat hujan, lanjut dia, wilayah Kaltim umumnya diprakirakan memiliki sifat hujan kategori bawah normal antara 50 - 84 persen hingga normal antara 85 - 115 persen, kecuali daerah pesisir bagian Utara dan Tenggara yang memiliki sifat hujan kategori atas normal antara 116 - 200 persen.
Berdasarkan peta pemantauan hari tanpa hujan Dasarian 3 Februari 2025, kata dia, Provinsi Kaltim pada umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria sangat pendek antara 1 - 5 hari hingga kriteria pendek antara 6 - 10 hari.
"Wilayah dengan hari tanpa hujan terpanjang terdapat di Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan durasi hari tanpa hujan mencapai 6 hari," kata Riza.