Samarinda (ANTARA) -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berkomitmen untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh anak di wilayah itu, melalui kegiatan percepatan pengelolaan data anak tidak sekolah.
"Anak-anak adalah aset berharga bagi masa depan bangsa. Sangat disayangkan jika mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah," ujar Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim Surasa mewakili Plt Kadisdikbud Kaltim di Samarinda, Rabu.
Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap masih banyaknya anak yang belum menikmati hak pendidikannya. Pihaknya menyoroti pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa.
Kegiatan percepatan pengelolaan data anak tidak sekolah yang diselenggarakan di Balikpapan pada 13-15 Oktober 2024, bertujuan untuk mengumpulkan data anak tidak sekolah secara akurat, menganalisis faktor-faktor penyebab, dan merancang program intervensi yang tepat sasaran.
"Data yang valid akan menjadi fondasi bagi perencanaan dan pelaksanaan program peningkatan akses pendidikan di Kaltim," ucapnya.
Surasa menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi permasalahan anak tidak sekolah.
Menurut dia, pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan harus bersinergi untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus dan memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab anak tidak sekolah, antara lain kemiskinan, jarak tempat tinggal yang jauh dari sekolah, kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, dan pernikahan dini.
"Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat merumuskan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan di Kaltim," kata Surasa.
Disdikbud Kaltim melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depan anak.
Selain itu, juga menyediakan berbagai bentuk bantuan, seperti beasiswa, bantuan operasional sekolah (BOS), dan bantuan transportasi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Ia mengatakan pihaknya akan mengembangkan program pendidikan kesetaraan melalui Paket A, B, dan C serta program pendidikan nonformal lainnya bagi anak yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal.
"Penguatan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti Dinas Sosial, Kementerian Agama, dan lembaga masyarakat lainnya juga akan dilakukan dalam menangani permasalahan anak tidak sekolah ini," katanya.
Surasa optimistis dengan adanya kegiatan ini dan dukungan dari semua pihak, permasalahan anak tidak sekolah di Kaltim dapat diatasi secara bertahap.
"Kami berkomitmen untuk mewujudkan Kaltim sebagai provinsi yang ramah anak dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh anak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas," ujarnya.