Kutai Timur (ANTARA) - Industri pertambangan yang moncer di Kalimantan Timur mendorong sektor lainnya berkembang pesat, termasuk perbankan. Hal ini menjadikan Kaltim sebagai salah satu provinsi favorit para pencari kerja.
Salah seorang yang tertarik ke Kaltim kala itu adalah Widodo Putra. Namun, mantan bankir ini kemudian memilih jalan hidup yang berbeda. Ia meninggalkan citra mentereng pegawai bank, lalu banting setir jauh menjadi peternak kambing.
Melalui bendera CV Mulya Inti Sukses, Widodo tak sekadar beternak untuk bertahan hidup. Ia berwirausaha secara total. Yang membuat Widodo punya nilai lebih, ia tak mau sukses sendirian. Dia mengajak rekan sesama peternak tumbuh dan berkembang bersama, dengan turut membidani komunitas peternak yang berdaya dan mandiri.
Kisah Widodo dimulai dari keputusannya merantau ke Kalimantan pada tahun 1993. Ia bekerja di berbagai perusahaan, mulai dari industri kayu hingga perbankan.
Meski telah mencapai posisi nyaman, Widodo merasa ada yang kurang. Ia menyadari bahwa bekerja untuk orang lain tak memberikan jaminan keamanan finansial di masa depan.
"Saya belajar dari pengalaman bos-bos saya. Ketika mereka pensiun, mereka kesulitan mencari aktivitas produktif. Saya tidak ingin seperti itu," ujar Widodo.
Ia memulai usahanya dengan beternak 10 kambing. Namun, usai usahanya mendapatkan bimbingan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Benua Etam Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Widodo Putra mampu menjual 350 ekor kambing. Lebih dari itu, ia mampu menggerakkan komunitas peternak dengan berkolaborasi membangun pertanian lokal secara terintegrasi.
Berinovasi
Tahun 2008, Widodo mulai menabung untuk mewujudkan mimpinya beternak kambing. Ia rajin mengunjungi peternakan-peternakan besar di Jawa untuk belajar. Tahun 2011, ia membangun kandang dan mulai beternak dengan 10 ekor kambing.
Tentu saja perjalanan Widodo tak selalu mulus. Ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penyakit ternak hingga fluktuasi harga pasar. Namun, ia tak pernah menyerah. Ia terus belajar dan berinovasi.
Salah satu inovasi penting yang dilakukan Widodo adalah mengembangkan pakan fermentasi mandiri. Pakan ini dibuat dari limbah pertanian, seperti jagung dan singkong, yang difermentasi dengan teknologi khusus. Pakan fermentasi ini terbukti efektif meningkatkan produktivitas ternak dan menekan biaya produksi.
Setelah inovasinya membuahkan hasil, Widodo justru tak ingin sukses sendiri. Ia ingin berbagi ilmu dan pengalamannya dengan peternak lain. Ia lalu membentuk Komunitas Peternak Mandiri Sangatta (KPMS). Komunitas ini menjadi wadah bagi para peternak untuk belajar bersama, bertukar informasi, dan saling mendukung.
KPMS juga menjalin sinergi dengan sektor pertanian. Limbah pertanian diolah menjadi pakan ternak, sementara kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik. Sinergi ini menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan.
Tumbuh bersama Astra
Pada tahun 2013, ia mengambil langkah berani dan memulai peternakan kambingnya sendiri. Menyadari potensi besar pasar, Widodo bergabung dengan Program Pengembangan Peternakan dari Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) PAMA Banua Etam Yayasan Dharma Bhakti Astra, tempat ia menerima bimbingan dan sistem pendukung.
Di bawah bimbingan Astra, Widodo membentuk model pertanian berkelanjutan yang berfokus pada keanekaragaman ras, pakan inovatif, pendidikan, hingga membangun keterlibatan komunitas.
Peternakannya yang memiliki berbagai jenis kambing itu memastikan pasokan hewan berkualitas tinggi yang stabil untuk memenuhi permintaan pasar.
Widodo juga memelopori penggunaan pakan fermentasi yang terbuat dari limbah pertanian, mengurangi biaya, memberdayakan penyerapan tenaga kerja, dan menghindari dampak negatif lingkungan.
Ia tak pelit untuk membagi ilmu peternakannya dengan pendekatan praktis bagi generasi muda dari sekolah dan universitas, bahkan mempromosikan vokasi pertanian dan menginspirasi generasi mendatang tentang prospektifnya industri pertanian.
Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Benua Etam berperan penting dalam perjalanan Widodo dan KPMS. LPB Pama memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para peternak, mulai dari manajemen keuangan hingga pemasaran.
"LPB Pama mengajarkan kami untuk tidak hanya pintar, tapi juga berbagi ilmu. Mereka mendorong kami untuk mandiri dan berinovasi," kata Widodo.
Reputasinya sebagai peternak dikenal semakin luas. Dengan komitmen dan konsistensinya, Widodo berhasil mendongkrak penjualannya hingga mencapai Rp150--300 juta per bulan.
Keberhasilan Widodo tidak hanya diakui di tingkat lokal, namun juga telah menembus kancah nasional.
Berbagai penghargaan bergengsi telah diraihnya, seperti predikat UMKM Mandiri Terbaik di sektor pertanian versi YDBA, Juara III Extraprenuer pada ajang HUT PAMA, serta sejumlah penghargaan lainnya.
Kutai Timur, sebuah kabupaten di Kalimantan Timur, tengah mengalami transformasi yang signifikan di sektor peternakan. Di balik perubahan ini ada peran Astra, melalui program pembinaan yang dilakukan oleh LPB Pama Banua Etam Site Cluster Kutai Timur/ YDBA cabang Sangatta.
Hendra, Koordinator LPB Pama Banua Etam Site Sangatta, menjelaskan bahwa Astra tidak hanya sekadar memberikan bantuan teknis, tetapi juga menanamkan nilai tambah pada setiap peternak.
Astra tidak hanya memberikan bibit atau pakan, tetapi juga membekali mereka dengan pengetahuan bisnis yang komprehensif.
Salah satu contohnya adalah Widodo, seorang peternak kambing yang kini menjadi spesialis pengolahan pakan silase. Dari pendampingan itu, Widodo tidak hanya meningkatkan produktivitas ternaknya, tetapi juga menjadi rujukan bagi peternak lain di wilayah tersebut.
Lebih jauh lagi, Astra mengintegrasikan sektor peternakan dengan sektor lain, seperti pertanian dan perikanan. Integrasi ini menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan karena hasil sampingan peternakan, seperti kotoran dan urine, dapat diolah menjadi pupuk organik yang meningkatkan produktivitas pertanian.
Selain itu, Kutai Timur kini memiliki fasilitas rumah potong halal (RPH) yang dibangun oleh Astra.
Keberadaan RPH tersebut menjadi angin segar bagi para peternak, mengingat belum adanya RPH bersertifikat halal di wilayah tersebut.
"Ini adalah bagian dari desain besar kami untuk meningkatkan nilai tambah produk peternakan," kata Hendra.
Dengan adanya RPH, peternak tidak perlu lagi khawatir mencari tempat pemotongan yang memenuhi syarat halal.
Selain itu, Astra juga mengembangkan produk turunan dari peternakan, seperti pakan silase dan kompos. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Membangun kemandirian peternak bukanlah perkara mudah. Namun, dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, Astra berhasil mengubah wajah peternakan di Kutai Timur. Melalui pembentukan komunitas peternak mandiri, Astra memfasilitasi akses pasar bagi produk-produk peternak.
Inspirasi bagi generasi muda
Widodo Putra adalah sosok inspiratif yang membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih di sektor peternakan. Ia juga menjadi teladan bagi generasi muda untuk berani berwirausaha dan berkontribusi bagi masyarakat.
Ia ingin anak-anak muda tidak takut mencoba hal baru. Sektor pertanian dan peternakan memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
"Kepada dua putri saya, Dean dan Deva, kami mewajibkan mereka mengembangkan inovasi bisnis peternakan ini," ujar Widodo.
Ia optimistis mampu mengembangkan usahanya menjadi sebuah farm terintegrasi seluas 5 hektare menjadi wadah edukasi bagi warga.
Konsepnya sebagai farm terintegrasi dengan sektor lainnya dan sebagai wadah edukasi serta wisata bagi masyarakat Kutai Timur, khususnya.
Melalui pertanian terintegrasi ini, Widodo berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya di bidang pertanian dan peternakan.
Kisah Widodo Putra itu menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, semangat pantang menyerah, dan dengan dukungan yang tepat, siapa pun dapat meraih kesuksesan.
Ia bertekad menularkan semangat tersebut kepada generasi muda, agar mereka turut berkontribusi membangun sektor pertanian Indonesia.
Dengan kerja keras dan inovatif, Widodo yakin bisa ikut mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan pangan di Kalimantan Timur.
Editor: Achmad Zaenal M
Inspirasi peternak Kaltim bersama Astra bangun pertanian terintegrasi
Oleh Ahmad Rifandi Minggu, 29 September 2024 7:10 WIB
Saya belajar dari pengalaman bos-bos saya. Ketika mereka pensiun, mereka kesulitan mencari aktivitas produktif. Saya tidak ingin seperti itu