Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda berupaya meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran melalui program pembinaan berupa pendampingan kepada warga di tingkat Rukun Tetangga (RT).
"Kami memberikan pendampingan kepada masyarakat terutama di tingkat RT. Kami sering diundang untuk melakukan sosialisasi melalui anggaran Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Probebaya)," ujar Kepala Bidang Pemadaman dan Keselamatan Kota Disdamkar Samarinda M. Teguh Setia Wardhana di Samarinda, Sabtu.
Menurut Teguh, pendampingan kedaruratan kebakaran ini melibatkan masyarakat setempat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
"Sasaran kami untuk ibu-ibu karena mereka selalu berada di rumah dan berhadapan langsung dengan kompor. Jadi, kami membina mereka untuk praktik pencegahan potensi kebakaran," ujarnya.
Dalam pendampingan tersebut, Disdamkar Samarinda menyediakan berbagai peralatan seperti tabung gas dan drum yang digunakan untuk simulasi kebakaran.
"Kami praktekkan cara menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Ibu-ibu diajarkan cara mematikan api, termasuk menekan tombol, dan menyemprotkan alat pemadam," jelas Teguh.
Selain itu, Disdamkar juga berkolaborasi dengan pemerintah kelurahan dan kecamatan untuk memastikan pendampingan berjalan efektif. Bahkan, pihaknya secara intensif melakukan sosialisasi di beberapa sekolah SMA dan SMK di Samarinda.
"Kami membawa mobil pemadam kebakaran ke sekolah-sekolah dan melakukan praktek langsung. Antusiasme pelajar sangat luar biasa," ungkapnya.
Menurut Teguh, lurah sebagai pemimpin di tingkat kelurahan memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana kebakaran.
Disdamkar Samarinda juga melatih masyarakat menggunakan mesin pemadam portable, agar jika terjadi darurat kebakaran, warga sudah siap siaga.
Selain itu, Disdamkar juga memasang hidran kering di daerah yang padat penduduk dan permukiman yang didominasi rumah konstruksi kayu. "Hidran kering ini ditempatkan di titik yang mudah dijangkau oleh masyarakat," ucap Teguh.*