Samarinda (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni memotivasi pemerintah kabupaten dan kota se-Kaltim untuk membangun ekosistem pengembangan pangan lokal dalam upaya penguatan ketahanan pangan di daerah.
"Salah satu tanaman lokal adalah jelai yang memiliki nama latin 'hordium vulgare' yang dinilai dapat menjadi pangan alternatif pengganti beras. Tanaman ini ada di Kabupaten Kutai Barat dan di Mahakam Ulu," kata Sri Wahyuni saat menghadiri Festival Pangan Lokal Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) Tingkat Provinsi Kaltim Tahun 2024 di Samarinda, Rabu.
Festival tersebut mengambil tema "Cegah Kasus Stunting Baru dengan Meningkatkan Ketahanan Pangan Keluarga melalui Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Non Beras Non Terigu".
Sri Wahyuni memberikan apresiasi kepada Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Kaltim yang telah berkolaborasi dengan TP PKK Kaltim menyelenggarakan Festival B2SA tingkat Provinsi Kaltim Tahun 2024.
Ia mengatakan B2SA semestinya tidak menjadi kendala, ketika semua bisa memanfaatkan potensi pangan lokal yang dimiliki daerah.
"Kita mungkin tidak percaya diri untuk mengampanyekan B2SA kalau tidak dimulai dari kita yang mengonsumsi makanan lokal nonberas," paparnya.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional RI, Rinna Syawal, menegaskan Badan Pangan Nasional memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemprov Kaltim dalam mendukung kegiatan keanekaragaman konsumsi pangan melalui Festival Pangan Lokal B2SA Tingkat Provinsi Kaltim Tahun 2024.
"Ada dua hal yang harus diubah dalam perilaku pola berpikir, yang pertama adalah dari makanan kenyang menjadi makan sehat dan kedua kenyang tidak harus nasi, kalau tidak makan nasi tidak kenyang, dan pola pikir seperti harus kita ubah," kata Rina.
Sementara Kepala Dinas PTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana, menegaskan kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tahun sejak 2017 dan setiap melaksanakan festival selalu melakukan penganekaragaman makanan termasuk bentuk dan kegiatannya menyesuaikan dengan perkembangan terhadap kasus-kasus di tataran masyarakat.
"Kegiatan festival ini sebenarnya ada tujuan lainnya, yaitu kami ingin meningkatkan skor pola pangan yang untuk Kaltim baru mencapai 86,7. Oleh sebab itu kegiatan ini merupakan titik awal kami dengan mengedepankan bahan pangan lokal bisa dimanfaatkan masyarakat kita," jelasnya.