Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui bagian perekonomian sekretariat kabupaten setempat, menggelar bimbingan teknis (Bimtek) tatacara penghitungan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), bagi pejabat penyelenggara pengadaan barang dan jasa pemerintah, Selasa.
"Kegiatan ini untuk mendorong optimalisasi aparatur penyelenggara pengadaan barang dan jasa pemerintah, dalam menilai TKDN dalam setiap proses pengadaan barang dan jasa pemerintah," ungkap panitia Bimtek penghitungan nilai TKDN Kutai Kartanegara H Suprianto, Selasa.
Kegiatan itu juga kata Suprianto, bertujuan mengoptimalisasi belanja pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa, sekaigus menggerakkan pertumbuhan dan pemberdayaan industri dalam negeri, melalui penggunaan produk dalam negeri.
Narasumber kegiatan yang akan berakhir pada Rabu (20/8) tersebut yakni, staf dari Kementrian Perindustrian RI Adriano Adlir dan Herman Supriyadi.
Bimtek tersebut diikuti 50 peserta terdiri dari unsur pejabat pembuat komitmen pengadaan barang dan jasa, pejabat panitia lelang atau terkait pengadaan barang jasa, beberapa perwakilan SKPD dan Kecamatan.
Sementara, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara Bahteramsyah menyambut baik kegiatan tersebut, karena merupakan bagian dari upaya mewujudkan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dalam peraturan perudang-undangan.
Menurutnya, hal itu juga momentum untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan aparatur Pemkab, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab secara tepat, sehingga akhirnya memberikan manfaat yang baik terhadap kemajuan produk dalam negeri.
Bahteramsyah juga mengajak pelaksana kegiatan di lingkungan Pemkab Kutai Kartanegara agar memperhatikan penggunaan komponen dalam negeri sesuai peraturan yang berlaku, yang selanjutnya diupayakan agar dapat dilakukan pula oleh perusahaan swasta yang beroperasi di daerah itu
"Dengan penggunaan produk dalam negeri, merupakan wujud kontribusi kita dalam pembangunan bangsa dan negara kearah yang lebih baik," kata Bahteramsyah. (*)