Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Samarinda menyebutkan peran pers sebagai alat edukasi yang vital bagi masyarakat untuk memilih pemimpin berkualitas pada gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024.
"Media memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya melaporkan peristiwa, tetapi juga menyediakan konteks pencerahan kepada masyarakat. Kami mengharapkan media tidak hanya fokus pada pencalonan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya proses pilkada," papar Sekretaris Kesbangpol Kota Samarinda, Miftah pada sosialisasi pendidikan politik bersama para wartawan di Samarinda, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di sebuah wilayah adalah hasil produk yang dirasakan masyarakat dari Pilkada.
"Perubahan regulasi pemilu dari masa ke masa hingga pemilihan langsung presiden pada tahun 2004, dan kemudian pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai badan independen, adalah upaya untuk menciptakan pemilu yang lebih netral dan berkualitas," tambahnya.
Miftah menegaskan bahwa kesuksesan Pilkada tidak hanya diukur dari keamanan dan peningkatan suara, tetapi juga dari edukasi masyarakat.
Menurutnya, Pilkada adalah gerbang untuk masa depan daerah selama lima tahun ke depan. Masyarakat perlu memahami bahwa Pilkada bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang kebijakan yang akan mempengaruhi kehidupan warga.
"Contohnya, kebijakan gubernur yang menghapus denda keterlambatan BPKB atau biaya balik nama, serta program beasiswa, sebagai hasil dari keputusan pilkada. Hal-hal seperti ini yang perlu disampaikan kepada masyarakat," tegas Miftah.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Abdurrahman Amin menggarisbawahi pentingnya peran media dalam memberikan informasi yang mendalam tentang calon-calon kepala daerah.
Menurutnya, media harus berperan lebih dari sekadar melaporkan tahapan-tahapan Pilkada, melainkan juga harus memperkenalkan profil dan rekam jejak calon kepala daerah kepada masyarakat.
"Media semestinya menginformasikan profil calon-calon kepala daerah, sehingga masyarakat memiliki referensi yang kuat dalam memilih pemimpin mereka," ujar Rahman
Ini bukan hanya tentang siapa yang maju, imbuhnya, tetapi lebih kepada apa yang telah mereka lakukan dan potensi yang mereka miliki untuk memajukan Samarinda.
Rahman mengkritisi kecenderungan media yang hanya fokus pada figur-figur yang sering muncul di panggung politik, sementara banyak calon potensial lain yang kurang mendapatkan perhatian.
"Kita harus memberikan kesempatan yang sama kepada setiap calon untuk dikenal oleh masyarakat," tambahnya.
Rahman menyampaikan bahwa dalam konteks demokrasi yang sehat, integritas dan profesionalisme wartawan menjadi kunci. Ia menegaskan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap media sangat bergantung pada kepercayaan mereka terhadap wartawan individu.
"Media harus menjadi sumber informasi utama yang tidak terkontaminasi oleh kepentingan tertentu dan harus dapat diandalkan oleh masyarakat untuk mengetahui tahapan Pilkada serta sepak terjang calon-calon kepala daerah," ujarnya.