Samarinda (ANTARA) - Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur memberikan bantuan peralatan deteksi kesuburan ranah atau Internet of Things (IoT) Smart Farming kepada Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana di Samarinda, Kamis, menjelaskan peralatan IOT Smart Farming ini berupa alat analisa kesuburan tanah dan pupuk.
"Peralatan ini diberikan kepada enam orang petugas POPT dalam upaya memperkuat pembangunan sektor pertanian," katanya.
Dengan alat IOT Smart Farming, diharapkan para petugas teknis dapat membantu dan membimbing petani dalam perlindungan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan secara lebih optimal.
Dia menjelaskan bantuan alat IoT Smart Farming disalurkan oleh Bankaltimtara bersama dengan PT Inovasi Telematika Nusantara.
“Bantuan Alat Internet Of Things (IoT) Kepada POPT Dinas Pangan TPH Kaltim tahun 2024 merupakan wujud perhatian dan kepedulian yang besar dari Bapak Pj Gubernur Kaltim terhadap urusan pertanian yang dimanifestasikan ke dalam Program CSR Bankaltimtara yang bekerjasama dengan PT Inovasi Telematika Nusantara,” terang Yana.
Bantuan alat deteksi kesuburan tanah berbasis IoT Smart Farming sebanyak enam unit dari program CSR Bankaltimtara, kata Yana akan dicatat sebagai aset pemerintah daerah (pemda) yang berada di Dinas PTPH.
Selanjutnya akan dipinjam-pakaikan secara bergilir oleh petugas POPT di setiap wilayah kerja.
“Petugas lapangan yang memakai alat IoT ini telah diberikan pemahaman yang mencukupi tentang teknik dan cara mengoperasionalkan alat IoT secara baik dan benar oleh pakar teknisi dari penyedia alat IoT,” katanya.
IOT Smart Farming sebagai alat deteksi kesuburan tanah bisa terhubung langsung ke aplikasi jaringan internet yang memiliki dua fungsi utama.
Yakni menganalisa kesuburan tanah seperti unsur hara makro, berupa NPK dan pH, serta memberikan rekomendasi pemupukan dan pestisida secara tepat sasaran dan tepat dosis.
Dengan penerapan alat IoT ini diyakini akan membuat petani bisa meningkatkan hasil panen hingga 40 persen, menghemat biaya pupuk hingga 50 persen, dan menjaga kualitas kesuburan tanah (green ecosystem).
“Keberhasilan lainnya dalam pengimplementasian alat IoT ini oleh para POPT di lapangan adalah terwujudnya peta lahan Kaltim berbasis kesuburan dan kesesuaian lahan,” jelas Yana.