Samarinda (ANTARA Kaltim) – Pertemuan antara Komisi IV DPRD Kaltim dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim pada Rabu (21/5) sedianya membahas rencana KUA (Kebijakan Umum Anggaran) dan PPAS ( Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) P-APBD (Perubahan APBD) 2014.
Namun pertemuan yang dipimpin Ahmad Abdullah didampingi Mudiyat Noor, Abdul Djalil Fattah, Sudarno, Maria Margaretha Rini Puspa tersebut juga membahas keluhan dalam bidang pendidikan Kaltim.
Sudarno mengeluhkan masih adanya tugas-tugas yang memberatkan siswa SD. Selain itu Darno juga mengeluhkan warna gedung-gedung sekolah di Kaltim rata-rata berwarna sesuai kepentingan politikus Keluhan lain, di Kaltim keberadaan gedung teater masih sangat diperlukan.
“Saya hanya melihat gedung kesenian, dan itu bukan gedung teater, padahal potensi anak-anak di Kaltim sangat banyak. Sangat disayangkan apabila tidak tersalurkan dengan baik,†tutur Darno.
Djalil dalam pertemuan tersebut juga mempertanyakan soal beasiswa dari provinsi Kaltara yang nantinya akan berpisah dengan Kaltim. Djalil mengharapkan beasiswa di Provinsi Kaltara juga mendapatkan perhatian lebih.
Di sisi lain, Mudiyat Noor juga menambahkan bahwa selama ini beasiswa yang diberikan kepada seluruh masyarakat Kaltim tidak menyentuh sasaran dengan tepat.
“Saya pernah beberapa kali mengadakan kunjungan langsung ke lapangan dan melihat langsung bahwa tingkat pelajar dari SD ke SMP hanya 50%, dan SMP ke SMA juga hanya 50%, dari SMA ke S1 hanya 30-40%. Saya rasa beasiswa kali ini harus menyentuh sasaran dengan tepat. Bukan masyarakat mampu yang diberikan.
Sebaiknya Dinas Pendidikan Provinsi harus bekerja sama dengan sekolah untuk langsung membiayai siapa saja siswa yang lebih berhak,†papar Mudiyat.
Sepakat dengan Mudiyat, Darno menambahkan beasiswa Kaltim Cemerlang perlu dikaji ulang. “Dalam hal ini, selaku anggota Komisi IV kami mengimbau untuk meninjau ulang beasiswa Kaltim Cemerlang dan sebaiknya diserahkan saja kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya,†papar Darno.
Menanggapi komentar dari para anggota Komisi IV, Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musyahrin menginformasikan bahwa pada Juni mendatang, kurikulum untuk Sekolah Dasar hingga Menengah Atas akan mendapatkan pergantian, yaitu kurikulum 2013.
“Kurikulum 2013 siswa tak lagi diwajibkan terbebani untuk membawa buku. Namun gurulah yang harus memahami materi dengan baik dan menyampaikan kepada anak didiknya. Diharapkan para anak didik yang ada di Indonesia pun akan ringan dari tugas-tugas sekolah,†tuturnya.
Musyahrin menyutujui usulan gedung teater di Kaltim demi meningkatkan potensi anak-anak Kaltim. Mengenai program-program pendidikan, menurut Musyahrin pihaknya sudah melaksanakan sesuai prosedur yang diatur dalam undang-undang untuk mengusulkan dana pendidikan sebesar 20 persen “Mengenai beasiswa tentunya hal ini akan dievaluasi kembali agar kedepannya sesuai dengan harapan masyarakat Kaltim,†ucapnya. (Humas DPRD kaltim/adv/aul/dhi)