Balikpapan (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Balikpapan Dr. Andi Sri Juliaty meminta masyarakat aktif melaporkan jika ditemukan adanya kasus positif Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat.
"Positif DBD itu yang menyatakan dari pihak rumah sakit, maka bila ditemukan segera lapor ke puskesmas," katanya di Balikpapan, Rabu (24/1).
Lanjutnya, dari laporan itu, Dinkes Balikpapan melalui Puskesmas setempat akan menindaklanjuti sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk penanganan DBD.
"Jadi hari itu juga langsung di tangani," ucapnya.
Sri Juliaty menjelaskan, dari puskesmas yang mendapatkan laporan menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah warga yang terjangkit DBD.
Epidemiologi itu nantinya meliputi wawancara kepada keluarga penderita, pelacakan kasus demam lainnya dan melakukan observasi serta pemeriksaan jentik pada radius 100 meter dari lingkungan sekitar rumah penderita.
"Jika ditemukan jentik maka akan kami tindak lanjuti dengan fogging (penyemprotan)," kata dia.
Namun, bila tidak ditemukan artinya warga yang terjangkit DBD ini digigit nyamuk Aedes Aegypti di luar lingkungan rumahnya.
Menurutnya mobilitas manusia juga mempengaruhi dan nyamuk juga memiliki daya terbang cukup jauh..Mengingat penyakit DBD kerap menjangkiti usia anak sekolah mulai 5-14 tahun maka tidak menutup kemungkinan tergigit di sekolah.
"Maka kami akan menyelidiki sekolahnya, bila memang ditemukan jentik maka kami lakukan pengasapan serta pembasmian jentik," terangnya.
Sri Juliaty mengatakan perlu konfirmasi dari pihak rumah sakit, kendati demikian untuk ciri-cirinya bisa diketahui secara dini.
"Ciri-cirinya itu panas tinggi, badan cepat lemas karena penyakit DBD itu menarik cairan tubuh, muncul bintik-bintik merah, jika ada gejala ini segera periksa ke rumah sakit, dan untuk fase puncaknya itu di hari ke tujuh," jelasnya.
Dikemukakannya Dinkes Balikpapan sudah mencatat sebanyak 28 kasus DBD di awal tahun 2024. Meskipun angka itu menurun jika dibandingkan dengan awal tahun 2023.
"Dari 28 kasus aktif DBD ini alhamdulillah semuanya bisa ditangani dengan baik sehingga tidak ada kasus kematian," ungkapnya.
Begitu pula katanya angka kematian DBD di Kota Balikpapan mengalami penurunan. Hingga penutup tahun 2023 Dinkes mencatat hanya ada 4 kematian dari total 2.195 kasus.
"Kalau dibandingkan tahun 2022, kami mencatat ada 7 kematian akibat DBD dari total 1.897 kasus, artinya meskipun terjadi peningkatan kasus tapi angka kematian karena DBD mengalami penurunan," ujarnya.
Sementara itu, untuk target bebas jentik di Kota Balikpapan hingga awal tahun 2024 ini sudah mencapai 80 persen.
"Kami masih mengejar target nasional, untuk target nasional bebas jentik itu 95 persen," kata Sri Juliaty. .