Samarinda (ANTARA) -
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur Encek Achmad Rafiddin Rizal mengatakan pihaknya memperkuat kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur serta masyarakat setempat untuk pengelolaan kawasan ekosistem penting lahan basah Mesangat Suwi.
"Kawasan ekosistem penting lahan basah Mesangat Suwi (LBMS) merupakan salah satu kawasan bernilai ekosistem penting yang lokasinya berada di luar kawasan konservasi konvensional, seperti taman nasional atau cagar alam," kata Encek di Samarinda, Rabu.
Ia menjelaskan, kawasan ekosistem penting (KEP) atau kawasan ekosistem esensial (KEE) menjadi unik karena cara pengusulannya yang berasal dari masyarakat melalui Pemerintah Daerah.
"Kami berharap dengan adanya KEP ini, dapat menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, serta mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan," ujarnya.
Encek menambahkan, KEP LBMS memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk populasi satwa yang langka dan mampu bertahan hidup, seperti buaya siam, orangutan, bekantan dan berbagai jenis burung.
"KEP LBMS juga berperan dalam perlindungan sumber air, karena merupakan daerah tangkapan air yang mengalir ke Sungai Mahakam. Selain itu, KEP LBMS juga memiliki potensi wisata alam yang menarik," tuturnya.
Ia mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan masyarakat terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan KEP LBMS, termasuk melalui bantuan teknis dan pendanaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kami juga menggandeng berbagai pihak, seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk memberikan dukungan dalam pengembangan KEP LBMS," katanya.
Encek berharap dengan adanya kolaborasi yang kuat dari semua para pihak KEP LBMS dapat menjadi contoh pengelolaan kawasan ekosistem penting yang berhasil di Indonesia.
"Kami berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan KEP LBMS, sebagai warisan alam yang tak ternilai bagi generasi mendatang," tuturnya.