Samarinda (ANTARA) - Program kegiatan ekonomi padat karya tunai desa (PKTD) di semua desa di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga Oktober 2023 telah membangun 176 sarana dan prasarana (sapras) ketahanan pangan, demi kemandirian pangan.
"Sapras sebanyak itu menghabiskan anggaran Rp1,45 miliar. Sedangkan upah tunai total yang diterima pekerja senilai Rp937,47 juta," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim Anwar Sanusi di Samarinda, Sabtu.
Anwar melanjutkan kegiatan PKTD merupakan kegiatan yang melibatkan warga setempat sebagai tenaga kerja sehingga denyut perekonomian bergulir, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam jangka pendek, warga setempat memperoleh upah dari kegiatan di desa sehingga menggerakkan roda ekonomi keluarga yang bekerja.
Kemudian dalam jangka panjang, kegiatan PKTD membangun jalan usaha tani misalnya, berdampak pada kemudahan dan kecepatan angkutan hasil pertanian warga sehingga sektor pertanian semakin meningkat.
Baca juga: Samarinda dukung program Padat Karya Dirjen Perhubungan Laut
Salah satu sarana dan prasarana yang dibangun dengan PKTD adalah irigasi lahan pertanian. Dampaknya, sawah petani mendapat pengairan cukup guna meningkatkan produktivitas pertanian.
Perekonomian petani dan sektor pertanian, dalam jangka panjang, akan lebih meningkat dan lebih sejahtera produksi sawah mereka berkelanjutan.
Anwar, yang juga didampingi Aswanda selaku Kabid Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan DPMPD Kaltim, menyebut jumlah warga yang terlibat dalam PKTD mencapai 6.410 orang, terdiri dari 3.480 pekerja laki-laki dan 2.930 pekerja perempuan.
Catatan DPMPD, terdapat 176 sapras untuk ketahanan pangan. Sebanyak 13 kegiatan bertujuan untuk jalan pertanian dan perkebunan dengan nilai total kegiatan Rp605,35 juta dan upah pekerja sebesar Rp251,73 juta.
Pembangunan sapras di wisata desa plus restoran satu unit menghabiskan anggaran Rp7,28 juta, lalu jalan akses sektor perikanan sebanyak enam kegiatan senilai Rp845 juta, dengan upah pekerja warga setempat senilai total Rp115 juta.
Baca juga: PUPR catat realisasi padat karya tata guna irigasi capai Rp2,4 triliun