Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) membuat embung untuk mengatasi kekeringan lahan yang dihadapi petani karena dampak dari fenomena El Nino.
“Kami berupaya mengatasi kekeringan di kawasan pertanian dengan membuat beberapa embung sehingga lahan pertanian masyarakat memiliki cadangan air,” kata Kepala DP3 Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih di Balikpapan, Selasa.
Ia mengatakan bahwa kekeringan di Kota Balikpapan berdampak kepada sektor pertanian dan mempengaruhi nasib petani, karena dengan minimnya pengairan, maka tanaman mereka menjadi kekuarangan asupan air yang kemudian produksinya juga menurun.
Akibat dari kekeringan yang dialami petani, lanjutnya, maka proses penanaman kembali setelah panen menjadi sulit dilakukan karena dikhawatirkan kekurangan air irigasi persawahan, sehingga banyak petani di Balikpapan membiarkan lahan mereka setelah panen.
“Makanya kami beri bantuan berupa pembuatan embung untuk para petani yang terdampak kekeringan. Tentu saja petani menyambut baik bantuan ini dan mereka berterimakasih karena lahan mereka kembali produktif,” katanya.
Wahyuningsih yang akrab dipanggil Yuyun ini mengungkapkan, petani lokal di Kota Balikpapan cukup sporadis, tidak hanya terpusat di Kecamatan Balikpapan Timur, namun juga ada petani lokal di Balikpapan Utara yang juga terdampak kekeringan.
“Petani kami menyebar di daerah Balikpapan Utara dan Balikpapan Timur. Akibat dampak El Nino, maka lahan mereka kekeringan semua, sehingga mereka membutuhkan embung untuk pengairan yang kemudian kami bantu,” katanya.
Ia mengemukakan pada APBD Perubahan 2023 juga telah dianggarkan untuk mengatasi kekeringan di kawasan pertanian di Balikpapan.
Terpisah, Kepala Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan perkiraan BMKG, El Nino akan berakhir pada Februari 2024.
“Pada Maret tahun 2024 El Nino masih ada, tapi sudah melemah dan menuju netral. Untuk iu, tahun ini semua pohak harus waspada terhadap dampaknya, terutama dampak kekeringan,” katanya.
Dwikorita Karnawati menambahkan, meskipun grafiknya cenderung menurun, tapi El Nino pada level moderat hingga bulan Desember, Januari, bahkan hingga Februari 2024. (Adv)