Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur berinovasi menyediakan layanan pojok baca di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Samarinda, yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan warga binaaan.
"Ini merupakan inovasi kerjasama dengan Lapas Narkotika kelas II A Samarinda dan untuk pertama kalinya dilakukan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Kaltim," kata Pustakawan Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim Masitah di Samarinda, Jumat.
Ia mengatakan, DPK juga berinisiatif untuk mendatangi Lapas dan memberikan pelayanan perpustakaan keliling.
Sementara itu Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Samarinda Hidayat mengatakan kerjasama dengan DPK Kaltim merupakan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan warga binaan, serta memberikan alternatif kegiatan positif bagi mereka.
"Ini merupakan inovasi kerjasama dengan Lapas Narkotika kelas II A Samarinda dan untuk pertama kalinya dilakukan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Kaltim," kata Pustakawan Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim Masitah di Samarinda, Jumat.
Ia mengatakan, DPK juga berinisiatif untuk mendatangi Lapas dan memberikan pelayanan perpustakaan keliling.
Masitah menjelaskan pihak DPK datang mengantar buku ke sana secara rutin, sebab warga binaan memang tak bebas keluar untuk dapat bahan bacaan istilahnya untuk menambah ilmu pengetahuan mereka meski di dalam Lapas. Sehingga perlu inisiatif untuk mendatangi mereka.
"Kami mengirimkan 100 judul buku per Lapas dan Rutan setiap bulannya," katanya.
Masitah menambahkan sebanyak 600 judul buku dalam sebulan, buku itu keliling atau dirotasikan dengan buku koleksi terbaru setiap bulan.
Sementara itu Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Samarinda Hidayat mengatakan kerjasama dengan DPK Kaltim merupakan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan warga binaan, serta memberikan alternatif kegiatan positif bagi mereka.
" Lapas Narkotika Samarinda melakukan kerjasama dengan DPK Kaltim dalam pengelolaan sistemnya. Warga binaan bisa mengakses banyak buku yang masuk dalam koleksi buku yang ada di Perpustakaan Kaltim, sehingga terbantu dengan kesediaan buku yang ada secara offline," katanya.
Ia mengatakan Perpustakaan Kaltim juga secara berkala menyediakan ratusan buku per bulan yang ditukar secara berkala.
“Warga binaan juga sangat antusias. Mereka bisa memilih buku sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka, termasuk novel, keterampilan, hukum, dan lain-lain,” katanya.(Adv)