Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur memberdayakan peran perpustakaan desa atau kelurahan, dan taman baca masyarakat dalam mewujudkan inklusi sosial di daerah setempat.
"Upaya ini dilakukan melalui replikasi program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menyasar 50 perpustakaan desa/kelurahan/taman bacaan masyarakat (TBM) di sembilan kabupaten/kota se-Kaltim," kata Pelaksana Tugas Kepala DPK Kaltim Anita Natalia Krisnawati di Samarinda, Senin.
Ia menjelaskan program ini untuk meningkatkan kegemaran membaca dan literasi masyarakat sekaligus memberdayakan mereka melalui akses informasi yang lebih luas.
"TPBIS tidak hanya sekadar meningkatkan minat baca, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan desa," ujarnya.
Ia mengatakan program ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang mengamanatkan perpustakaan desa sebagai pusat informasi dan pengembangan masyarakat.
Ia menjelaskan TPBIS juga diarahkan mendukung pengembangan ekonomi lokal karena melalui literasi, masyarakat mampu menggali potensi desa dan mengembangkan menjadi produk unggulan.
"Misalnya, ibu-ibu di desa yang tadinya hanya memanfaatkan singkong untuk konsumsi rumah tangga, setelah membaca buku, mereka bisa belajar mengolah singkong menjadi produk yang bernilai jual," kata Anita.
Ia mencontohkan beberapa desa telah berhasil mengembangkan produk olahan jahe menjadi minuman dan bubuk. Inovasi ini muncul berkat informasi yang mereka dapatkan dari buku dan internet yang diakses melalui perpustakaan desa.
Untuk mendukung program ini, DPK Kaltim menggelar Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bimtek SPP TIK) secara daring dan luring pada 18-21 November 2024. Bimtek ini diikuti oleh para pengelola perpustakaan desa/kelurahan/TBM.
"Melalui bimtek ini, kami berharap para pengelola perpustakaan desa mampu mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memberikan layanan kepada masyarakat," kata dia.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyukseskan program TPBIS. DPK Kaltim aktif bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten/kota, sekolah, dan organisasi masyarakat seperti PKK.
"Kami juga mendampingi sekolah-sekolah, terutama SMK, dalam mengembangkan perpustakaan dan kegiatan literasi yang mendukung keterampilan siswa," katanya.
Ia mencontohkan dukungan diberikan kepada siswa SMK yang mengembangkan inovasi teknologi, seperti merakit alat-alat sederhana.
Anita mengakui masih ada tantangan meningkatkan literasi masyarakat desa, terutama di tengah marak penggunaan gadget dan akses internet yang belum merata.
"Melalui buku-buku yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, perpustakaan desa dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi mereka," ujar Anita.