"Melalui kegiatan ini, Manpower KPI RU II dapat menambah pengetahuan sekaligus saling berbagi referensi dan informasi dengan Pupuk Kaltim untuk meningkatkan produktivitas serta kompetensi SDM yang dimiliki," ujar Quality Management KPI RU II Deni Satria melalui keterangan pers di Samarinda, Jumat.
Ia mengungkapkan benchmarking ini sebagai salah satu upaya perusahaan meningkatkan kinerja dan keandalan kilang RU's hydrogen plant, baik dari sisi unit maupun dari manpower yang bertugas dalam pengoperasiannya.
Hal ini menilik kapasitas Pupuk Kaltim terkait hal tersebut, sehingga bisa menjadi referensi pihaknya untuk diterapkan di KPI RU II.
"Beberapa hal yang menjadi tolok ukur KPI RU II dalam meningkatkan keandalan kilang diantaranya terkait proses engineering seperti konfigurasi hydrogen plant dan interkoneksinya, feed definition yang digunakan, kondisi operasi hingga penanganan kondisi upset," jelas Deni.
Selanjutnya dari sisi produksi, pihaknya pun ingin menggali lebih dalam terkait emergency scenario, operational challenge dan problem solving yang dilakukan Pupuk Kaltim. Lalu basic operation care di lapangan, cara pelaksanaan monitoring hingga pengambilan data dan pelaporan.
Kemudian dari sisi pemeliharaan dan perawatan unit (Maintenance Handling), KPI RU II juga turut menggali referensi terkait prosedur dan tata kelola hydrogen, termasuk program monitoring dan inspeksi rutin yang dilaksanakan Pupuk Kaltim pada saat on-stream maupun off-stream.
"Begitu juga dari people development, kami juga ingin mengetahui lebih jauh terkait pelatihan dan sertifikasi yang diberikan bagi karyawan di Pupuk Kaltim, agar optimalisasi pengoperasian unit dan keandalan kilang dengan kapasitas SDM yang dimiliki turut meningkat," terang Deni.
SVP Operasi 2 Pupuk Kaltim Sujak, menyambut positif benchmark KPI RU II untuk menggali referensi dalam mendorong optimalisasi kinerja perusahaan.
Dirinya mengatakan Pupuk Kaltim sangat terbuka untuk saling bertukar wawasan dan informasi dalam meningkatkan keandalan pabrik, baik bagi perusahaan BUMN maupun swasta nasional.
Terkait dengan hydrogen plant, pihaknya saat ini mulai mengembangkan clean ammonia yang terdiri dari blue dan green ammonia, sebagai salah satu sumber energi bersih baru yang menjanjikan.
"Di mana green ammonia diproduksi menggunakan green hydrogen, melalui proses elektrolisis air menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin hingga panas bumi," tutur Sujak.
Sementara blue ammonia, terusnya, diproduksi melalui proses konversi grey ammonia menggunakan blue hydrogen, yang dihasilkan melalui pemisahan molekul air (H2O) menggunakan sumber energi fosil, seperti gas alam atau batubara.
Dalam proses elektrolisis air, listrik diarahkan untuk memisahkan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen yang dihasilkan kemudian bereaksi dengan nitrogen untuk menghasilkan amonia.
"Dengan berbagai pengembangan yang dilakukan, Pupuk Kaltim pun memastikan prosedur pengelolaan hydrogen plant dilaksanakan secara optimal dan terukur, baik dari sisi SDM maupun unit dan maintenance," terang Sujak.
Dirinya pun berharap benchmark ini semakin mendorong realisasi kinerja Pupuk Kaltim maupun KPI RU II, utamanya terkait pengelolaan unit hydrogen plant di masing-masing perusahaan.
Ia menginginkan ada peningkatan kinerja, baik dari sisi produktivitas maupun peningkatan kapasitas SDM, sebagai upaya mendukung kemajuan perusahaan dengan berbagai pengembangan yang dilakukan.
Adanya sinergi dan bertukar wawasan antar anak usaha BUMN, diharap semakin mendorong semangat kolaborasi untuk terus meningkatkan kinerja secara optimal.
"Hal ini dipegang teguh Pupuk Kaltim, dengan saling dukung antar perusahaan pada berbagai bidang dan gagasan," pungkas Sujak.