Kukar (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengharapkan pabrik smelter nikel yang beroperasi di wilayah Kaltim bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat lokal, khusus masyarakat di sekitar perusahaan.
Menurut Gubernur Isran, perusahaan wajib memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat lokal, sehingga masyarakat turut merasakan manfaat pembangunan investasi di daerah.
"Kami harapkan industri ini bisa menciptakan lapangan kerja lokal yang signifikan, dengan rencana merekrut satu orang untuk mendampingi 15 orang tenaga kerja lokal," kata Isran Noor meresmikan tahap pertama Pabrik Smelter Nikel PT. Kalimantan Ferro Industry di Kelurahan Pendingin, Sangasanga,Kutai Kartanegara,Selasa.
Isran menekankan pentingnya dukungan masyarakat terhadap pembangunan dan investasi di daerah, dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera dan mandiri.
Isran Noor mengungkapkan bahwa Negara Indonesia bersama dengan Australia adalah produsen nikel terbesar di dunia.
"Kami menyambut investasi ini sebagai langkah penting dalam membangun industri pengolahan sumber daya alam di dalam negeri," jelasnya.
Gubernur menambahkan pentingnya kerjasama antara investasi, masyarakat dan pemerintah dalam mencapai kesuksesan bersama.
"Pabrik ini dibangun dalam waktu singkat, sekitar 2 tahun, hingga mencapai tahap pertama, yang menunjukkan pentingnya efisiensi dalam membangun industri, " Kata Gubernur.
Diketahui Industri pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis nikel sebelumnya telah dibangun di kawasan Kariangau dengan investasi Rp6,5 triliun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP).
Sedangkan pabrik smelter yang berada di Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara, merupakan pabrik smelter kedua di Kaltim dengan investasi Rp30 triliun oleh PT Kalimantan Ferro Industry (KFI).
Gubernur Kaltim berharap peran smelter tingkatkan ekonomi masyarakat
Rabu, 20 September 2023 6:36 WIB
Kami harapkan industri ini bisa menciptakan lapangan kerja lokal yang signifikan, dengan rencana merekrut satu orang untuk mendampingi 15 orang tenaga kerja lokal