Tangerang Selatan (ANTARA) -
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membantah kabar penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, tetapi menyebutkan penggunaan BBM bersubsidi itu perlu diefisienkan.
"Yang ngomong siapa? Kan tidak pernah ada statement Pertalite dihapuskan, tidak pernah ada loh. Tetapi efisiensi penggunaan Pertalite harus terjadi," kata Erick saat ditemui di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten, Kamis.
Efisiensi penggunaan Pertalite, sambung Erick, dilakukan agar penyaluran BBM bersubsidi dengan nilai oktan 90 itu tidak salah sasaran.
"Jangan orang mampu beli bensin subsidi, itu kan enggak boleh. Nah itulah kenapa yang namanya Pertamax tetap ada," tutur Erick.
Erick menganjurkan bagi masyarakat mampu untuk beralih menggunakan bahan bakar campuran bioetanol yang lebih ramah lingkungan untuk menekan polusi udara seperti yang diterapkan di Brasil.
"Bahkan, kalau ada masyarakat mampu yang mau membantu penekanan polusi udara, seperti di Brasil, ya sekarang sudah ada campuran BBM dengan bioetanol," ujarnya.
Erick menilai pemanfaatan BBM campuran bioetanol yang rendah emisi karbon di Brasil mampu mengurangi dampak polusi udara di negara tersebut.
"Di Brasil itu 67 persen mobil memakai bioetanol. Akhirnya biru langitnya," imbuhnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) dikabarkan akan mengganti BBM jenis Pertalite dengan Pertamax Green 92. Tetapi, rencana untuk meningkatkan kadar oktan BBM RON 90 menjadi RON 92 masih dalam tahap kajian oleh BUMN bidang minyak dan gas itu.
Baca juga: Penyesuaian harga BBM untuk jangka panjang