Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi untuk menyelesaikan persoalan penyatuan media sosial (medsos) dan lokapasar (e-commerce).
"Nanti itu tugasnya menteri baru, nanti akan saya perintahkan apa-apa, tanyakan ke Pak Menteri kalau sudah (ada detailnya)," kata Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut seusai melantik Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria di Istana Negara Jakarta, Senin pagi.
"Semua bisa dikejar, semua bisa dipercepat, sudah ada wamen, tambah satgas, detailkan persoalan di dalam, bukan soal yang mudah. 'E-commerce' sekarang ini dengan kecepatan perubahan yang sangat cepat banget," tambah Presiden.
Belakangan muncul fenomena digabungkannya lokapasar dengan sosial media.
Baca juga: Pengguna medsos Samarinda diajak pahami UU ITE
Contohnya terjadi di medsos TikTok dengan nama Program "Project Social commerce" atau Project S.
"Project S TikTok Shop" pertama kali mencuat di Inggris. Dilaporkan oleh Financial Times, pengguna TikTok di negara tersebut mulai melihat fitur belanja baru bernama "Trendy Beat".
Fitur ini menawarkan barang-barang yang terbukti populer di video. Contohnya alat untuk mengekstrak kotoran telinga atau penyikat bulu hewan peliharaan dari pakaian.
Semua barang yang diiklankan dikirim dari China, dijual oleh perusahaan yang terdaftar di Singapura. Perusahaan tersebut, menurut laporan Financial Times, dimiliki perusahaan induk TikTok, ByteDance, yang berbasis di Beijing, China.
Dengan adanya fenomena tersebut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki khawatir dan mendorong agar ada kebijakan yang bisa melindungi produk UMKM di dunia maya, khususnya di "social commerce" karena proyek tersebut dinilai bisa mengancam UMKM lokal.
Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai Project S yang diluncurkan TikTok tersebut bisa mengancam UMKM lokal.
Baca juga: Puluhan pengelola medsos di Kaltim ikuti penyuluhan bahasa Indonesia