Hunian pekerja konstruksi (HPK) Ibu Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Pasar Utara, Provinsi Kalimantan Timur, telah diisi sekitar 545 tenaga kerja yang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur ibu kota negara (IKN).
"Pengerjaan HPK ditargetkan selesai 100 persen pada Maret 2023, sekarang dalam tahap penyelesaian akhir," kata Project Engineering Manager PT Adhi Karya, Fadin Darmawan di Penajam, Sabtu.
Hunian pekerja konstruksi yang terdiri dari 22 bangunan tower (menara) dengan masing-masing menara dibangun empat lantai tersebut berada di kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) atau tidak jauh dari lokasi pekerjaan.
Total kapasitas tampung HPK mencapai 16.200-16.300 orang yang terbagi menjadi 15.000 untuk tenaga kerja terampil dan 1.200-1.300 untuk tenaga ahli.
Untuk pekerja PT Adhi Karya, menurut Fadin Darmawan, menempati HPK dari menara satu sampai menara 10, dan telah dihuni sekitar 300 pekerja.
Pada kawasan menara satu sampai 10 terbagi di antaranya enam menara untuk tenaga kerja terampil dengan kapasitas satu menara bisa menampung sekitar 700 orang, dan empat menara untuk tenaga ahli dengan kapasitas satu menara dapat menampung sekitar 252 orang.
"Satu kamar untuk tenaga terampil diisi 10 orang dan untuk kamar tenaga ahli diisi tiga orang," ujar dia.
Sedangkan pekerja PT Wijaya Karya (Wika) menempati hunian pekerja konstruksi dari menara 11 sampai menara 22 yang dapat menampung sekitar 6.528 orang, terdiri dari satu menara menampung sekitar 544 orang dengan satu kamar diisi 10 orang. Dan saat ini sudah sudah dihuni sekitar 245 orang.
Setelah pengerjaan pembangunan HPK yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu selesai bakal diserahkan kepada Otorita IKN. Kemudian hunian pekerja konstruksi dikelola Otorita IKN melalui Badan Usaha Milik Otorita.
Selain itu, disebutkan pula bahwa HPK yang dibangun dengan material baja tersebut bukan bangunan permanen, yang bakal dibongkar setelah pembangunan IKN Indonesia baru bernama Nusantara selesai.