Samarnda(ANTARA Kaltim)Program Beasiswa Kaltim Cemerlang yang digagas Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak merupakan program pro rakyat yang sangat positif dan inovatif dalam upaya penyiapan sumber daya manusia (SDM) Kalimantan Timur yang andal, berkualitas dan profesional.
Ide cemerlang ini bukan tanpa dasar. Sang pemilik ide, Gubernur Awang Faroek Ishak, berpandangan bahwa Beasiswa Kaltim Cemerlang akan menjadi media yang tepat untuk membantu generasi Kaltim mendapatkan dukungan pembiayaan guna melanjutkan proses pendidikan hingga jenjang tertinggi melalui pembiayaan Pemprov Kaltim. Terutama bagi mereka yang berprestasi di sekolah masing-masing.
Sejak awal diluncurkan pada 2009 hingga 2013, Program Beasiswa Kaltim Cemerlang setidaknya telah dinikmati lebih dari 150.000 penerima dari unsur pelajar dan mahasiswa. Rata-rata setiap tahunnya beasiswa disalurkan kepada 30.000 penerima beasiswa dengan jumlah nominal mencapai ratusan miliar rupiah.
Program beasiswa juga diberikan kepada para guru, dosen dan juga pegawai. Intinya, Pemprov Kaltim sangat serius membangun SDM Kaltim yang andal, berkualitas, berdaya saing, sekaligus berakhlak mulia.
"Memang pembangunan SDM ini tidak serta merta bisa kita lihat hasilnya. Tapi inilah upaya terbaik yang menurut saya harus dilakukan. Membangun SDM adalah investasi jangka panjang dan pada saatnya, anak cucu kitalah yang akan menuai hasilnya,†kata Awang Faroek, dalam setiap kesempatan.
Dua tahun pertama program ini, yakni pada 2009 dan 2010, proses usulan beasiswa dilakukan dengan pola manual. Mengingat tingginya jumlah pemohon beasiswa yang mencapai 45.000 pelamar setiap tahun, pada tahun-tahun selanjutnya, model proses usulan beasiswa dikemas melalui jaringan internet.
Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Bohari Yusuf, menjelaskan, program Beasiswa Kaltim Cemerlang sejak periode 2011, 2012 dan 2013 dilakukan melalui dua proses usulan.
Pertama, proses dilakukan secara online melalui jaringan internet dan kedua dilakukan secara manual melalui usulan Dinas Pendidikan masing-masing kabupaten dan kota. Dengan begitu, proses usulan ini sesungguhnya sudah sangat baik dan akomodatif, sehingga tidak cukup signifikan untuk diubah.
“Ini yang harus dipahami masyarakat. Bahwa proses beasiswa ini tidak seluruhnya dilakukan melalui proses internet. Proses melalui jaringan internet hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudah pasti kuliahnya di daerah perkotaan, bukan di desa. Di kampus, akses internet sudah pasti sangat terbuka. Pemprov sudah memperhitungkan semuanya dengan baik,†jelas Bohari.
Dia melanjutkan, dari mana pun mahasiswa itu berasal, dari Sepaku, Senipah, Marangkayu, Bontang, Sangkulirang, bahkan Krayan sekalipun di perbatasan utara, mereka pasti dapat mengakses jaringan internet ini. Sejauh ini memang belum ada aktifitas perkuliahan yang dilakukan di daerah pedalaman dan kawasan-kawasan perbatasan, sebab perkuliahan hanya dilakukan di perkotaan.
“Sistem online melalui jaringan internet ini cukup efektif untuk membantu proses verifikasi pemohon beasiswa yang jumlahnya mencapai 45.000 pemohon. Verifikasi menggunakan pola manual, pasti akan lebih lambat. Dengan pola ini juga, semua proses dilakukan secara transparan,†imbuhnya.
Justru sangat tidak bijak menurut Bohari jika masih ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa mahasiswa yang tinggal di desa-desa tidak bisa mendapatkan beasiswa hanya karena mereka belum melek internet.
Dia menyebutkan, penerima Beasiswa Kaltim Cemerlang bukan hanya mahasiswa yang berasal dari daerah perkotaan saja, tetapi mereka yang datang dari daerah pedalaman dan terpencil pun dapat menerima beasiswa ini jika mereka aktif mengakses layanan yang tersedia untuk program ini.
“Anak-anak kita di perbatasan, yakni di Nunukan, Malinau, Kutai Barat dan kabupaten pemekaran baru, Mahakam Ulu, kita juga menyiapkan beasiswa khusus. Intinya, program ini disiapkan untuk anak-anak kita di mana pun berasal,†tegas Bohari.
Sedangkan untuk pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA/SMK), beasiswa juga diberikan dengan pola manual. Usulan beasiswa disampaikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota masing-masing. Dengan demikian, keluhan soal beasiswa yang katanya tidak sampai ke desa-desa, jelas tidak benar.
“Mudah-mudahan setelah penjelasan ini, masyarakat akan lebih mengerti dan tidak mudah ditipu oleh judul dan pemberitaan media yang keliru. Ini penting agar semangat pelajar dan mahasiswa tidak semakin kendor, tapi harus tetap optimis dan bersemangat,†pungkas Bohari. (Humas Prov Kaltim/sul).