Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemprov Kalimantan Timur siap menjadi tuan rumah Pertemuan Nasional Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) Ke-11 yang dipusatkan di Balikpapan selama tiga hari, yakni mulai 21 hingga 23 Agustus.
"Kesiapan Kaltim menjadi tuan rumah itu di antaranya, kami telah menetapkan susunan kepanitiaan daerah, penentuan lokasi, hingga kendaraan yang siap untuk antarjemput," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kaltim H Ibrahim di Samarinda, Minggu.
Kegiatan tersebut akan dihadiri ribuan peserta dari 33 provinsi di Indonesia. Hingga kini, jumlah peserta yang telah terdaftar mencapai 803 peserta, terdiri dari luar Kaltim telah terdaftar sebanyak 262 orang, sedangkan dari 14 kabupaten dan kota di Kaltim terdaftar 541 orang.
Menurutnya, dipilihnya Kaltim sebagai tuan rumah kegiatan tahunan nasional ini karena kesuksesan Kaltim mengadakan Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) 2011, termasuk suksesnya Pertemuan Daerah KTNA yang baru digelar pada Juni lalu.
Alasan lainnya, di Kaltim masih banyak tumbuhan dan hewan yang harus mendapat perlindungan agar dapat berproduksi dengan semestinya, apalagi dalam menuju perdagangan global dengan persaingan ketat, usaha pertanian harus mampu dilindungi keberadaannya.
Dalam pertemuan itu akan banyak hal yang akan dibahas, di antaranya mengenai perlindungan terhadap tumbuhan dan hewan ternak.
Apalagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan ternak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem produksi pertanian, termasuk merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem produksi dan usaha agribisnis.
Pertemuan juga akan membahas tentang teknik pengendalian hama tumbuhan dan ternak dengan mengedepankan prinsip good agriculture prachties (GAP) dan sistem berkelanjutan.
Hal lain yang akan dibahas oleh para pemerhati tumbuhan dan hewan se-Indonesia ini tentang perkembangan pertanian dan peternakan, terutama mereka akan saling tukar informasi dan peran teknologi terkini.
Hal lain yang akan dibahas adalah faktor penghambat dan pendukung usaha pertanian dan peternakan. Sejumlah faktor yang berpengaruh langsung adalah kesuburan tanah, iklim, serangan organisme pengganggu tanaman, sumberdaya manusia petani, dan infrastruktur pendukung.
Sedangkan sejumlah kegiatan dalam MPTHI antara lain seminar yang membahas ketahanan pangan menyongsong Asean Economic Community 2015. Pembicara utamanya adalah Prof Dr Emil Salim. (*)