Balikpapan (ANTARA) - Peserta Y20 mengaku terkesan karena dilibatkan dalam menanam bibit pohon bakau (Rhizopora mucronata) atau mangrove yang merupakan bagian dari kegiatan pertemuan Pra-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Y20 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu-Minggu 21-22 Mei lalu.
“Ternyata begitu menanamnya. Harus masuk lumpur,” kata Daniel Yoon dari Korea Selatan, Senin.
Setelah akar bibit dijejalkan ke lumpur, batangnya kemudian diikatkan pada turus yang sudah disiapkan. Turus itu untuk menguatkan tanaman dari hantaman gelombang dan arus pasang surut.Daniel pun merasa bangga dengan bibit yang sudah ditanamnya itu. Ia berharap bibitnya bisa tumbuh dan menjadi bagian dari hutan mangrove Margomulyo di Balikpapan Barat tersebut.
Menurut Daniel Yoon, contoh dari pengalamannya di Balikpapan ini memberi keyakinan bahwa asal mau berusaha dan rela berjuang, kerusakan lingkungan masih bisa diperbaiki.
“Dan kita bisa menjaga bumi kita sebagai tempat hidup yang nyaman dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Balikpapan menjadi tuan rumah pertemuan Pre-Summit Y20 antara sebab memiliki contoh nyata sebagai kota yang berkelanjutan. Contoh-contoh tersebut adalah hutan-hutan mangrove yang berhasil direhabilitasi di pesisir kota, baik oleh warga masyarakat maupun pemerintah kota.
Ketua Bersama Pra KTT Y20 Michael Sianipar menambahkan, kegiatan ini memang untuk memberikan pengalaman langsung bagi para delegasi untuk ikut merestorasi dan mengembalikan peran lingkungan yang rusak.
"Penanaman bibit sesuai dengan tema besar pra KTT Y20 kali ini, yaitu Recover Together, Recover Stronger,” kata Sianipar.
Tanaman mangrove diketahui memiliki kemampuan untuk menyerap karbon 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Upaya restorasi mangrove juga menjadi perhatian dunia dengan kemampuannya menyerap karbon tersebut, yang artinya mampu mengurangi pemanasan sebab emisi karbon.