Samarinda (ANTARA Kaltim) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Kalimantan Timur, Ipong Muchlissoni mendaftar sebagai calon wakil gubernur pada pemilihan kepala daerah setempat melalui jalur independen mendampingi Imdaad Hamid mantan walikota Balikpapan.
"Kami sudah mendaftar sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur melalui jalur independen. Sesuai aturan KPU, untuk mengusung pasangan calon, partai harus memiliki sembilan kursi di DPRD Kaltim namun kami (Partai Gerindra) hanya memiliki tiga kursi. Tetapi, berdasarkan arahan Ketua Dewan Pembina, Prabowo Subianto, agar tetap maju pada pemilihan gubernur maka Partai Gerindra mengusung saya untuk maju melalui jalur independen," ungkap Ipong Muchlissoni pada deklarasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kota Tenggarong, Kamis.
Partai Garindra lanjut Ipong MUchlissoni telah menetapkan Imdaad Hamid, yang merupakan kader Partai Demokrat sebagai calon Gubernur Kaltim.
Imdaad Hamid merupakan mantan Wali Kota Balikpapan dua periode yakni 2001-2006 dan 2006-2011.
"Karena saya tidak memiliki pengalaman birokrasi yang cukup sehingga Partai Gerindra melamar pak Imdaad Hamid yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Balikpapan selama dua periode. Beliau memiliki `track record` bersih sehingga kami menilai Imdaad Hamid sangat pantas menjadi Gubernur Kaltim," katanya.
"Kami telah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai politik di Kaltim. Sehingga, walaupun kami maju dari jalur independen kami tetap optimistis akan mendapat dukungan dari beberapa partai dan masyarakat dan kami meyakini dapat memenangkan pilkada," ungkap Ipong Muchlissoni.
Sebelum mendeklarasikan sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Imdaad Hamid dan Ipong Muchlissoni sempat meminta restu kepada Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H Adji Mohammad Salehoeddin II dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kutai Kartanegara yang juga menjabat sebagai bupati, Rita Widyasari.
"Pemilihan Kota Tenggarong sebagai tempat deklarasi, karena kita tahu di kota ini merupakan akar budaya dan pemerintahan di Kaltim. Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan kami ingin mengambil tuah bahwa dari Tenggarong kemenangan ingin kami dapatkan," katanya
"Kami sudah meminta restu kepada Sultan dan Bupati Kutai Kartanegara agar pencalonan kami mendapat `tuah` dan sebagai bentuk penghormatan kepada Kesultanan Kutai. Walaupun maju sebagai calon independen namun kami tetap melakukan komunikasi dengan sejumlah kekuatan politik di Kaltim untuk bersama-sama mendukung kami pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur," kata Ipong MUchlissoni.
Pasangan Imdaad Hamid dan Ipong Muchlissoni yang menawarkan program pemberian bantuan Rp1 hingga Rp5 miliar tiap desa setiap tahun optimistis dapat memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim periode 2013-2018 tersebut.
"Kami ingin mendekatkan kesenjangan pembangunan dan ekonomi antar desa, kecamatan dan kota yang selama ini terjadi di Kaltim, Melalui program bantuan dari APBD Rp1 sampai Rp5 miliar tiap desa per tahun, kami optimistis kurung waktu tiga tahun setelah terpilih, tidak ada lagi desa yang tidak teraliri listrik dan semua jalan penghubung sudah tersambung dengan mulus," kata Ipong Muchlissoni.
Sementara, menjawab pertanyaan wartawan terkait tekadnya maju sebagai calon Gubernur Kaltim, Imdaad Hamid yang mengaku masih sebagai kader Partai Demokrat itu menyatakan, menerima lamaran Partai Gerindra karena optimistis akan mendapat dukungan masyarakat.
"Kami optimistis akan mendapat dukungan dari masyarakat. Sejauh ini, saya belum ada komunikasi dengan Partai Demokrat sebab saya hanya sebagai anggota dan bukan pengurus," kata Imdaad Hamid.
Dengan deklarasi pasangan Imdaad Hamid-Ipong Muchlissoni tersebut, sudah dua pasangan calon yang mendeklarasikan maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim yang akan digelar pada 10 September 2013.
Sebelumnya, Partai Golkar telah mengusung Awang Faroek Ishak yang juga menjabat sebagai Gubernur Kaltim dan Mukmin Faisyal, Ketua DPRD Kaltim sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. (*)
