Sangatta (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, H Zainuddin Aspan, mengatakan sebanyak 4.975 buah rumah warga di empat desa dari dua kecamatan terendam air banjir yang terjadi sejak Jumat (22/2).
Menurut H Zainuddin Aspan, Minggu (24/2), dari jumlah rumah yang terendam banjir yang berjumlah 4.975 buah rumah dengan sekitar 24 ribu jiwa warga itu, terdapat di Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan dengan lima desa dan seratusan lebih RT yang benar-benar terkena dampak banjir.
"Untuk membantu korban banjir yang encapai ribuan itu, BPBD dan Dinas Sosial telah mendirikan lima lokasi posko dan dapur umum, tersebar di Kabo, Teluk Lingga, Rudina, Mujur Jaya, Patung Burung dan Gunung Tehnik," kata Zainuddin Aspan.
Namun, dikatakan Zainuddin didampingi Sekretaris Muchtar dan Kabid Logistik Kedaruratan dan Peralatan H Syafranuddin, meskipun telah disediakan dapur umum dan posko, para korban banjir tidak terlalu berminat datang, karena lebih memiliki tetap bertahan di rumah atau ke rumah keluarganya untuk menginap.
Karena warga lebih memilih tetap di rumah meskipun rumah mereka terendam air banjir, sehingga bantuan-bantuan logistik yang disediakan ataupun sembako bantuan pihak ketiga disalurkan langsung ke rumah-rumah.
Saat ini, katanya, pihaknya fokus melakukan monitorong lapangan, karena nampaknya kondisi air mulai surut, namun para petugas tetap siaga, seperti polisi, TNI, Tagana, SAR, Rapi, PMI, dan petugas medis.
"Kendalan kami di lapangan banyak warga menolak dievakuasi petugas, dan juga peralatan sangat minim, karena hanya mengandalkan bantuan dari BNPB dan BPBD Provinsi Kaltim," ujar Zainuddin di ruang kerjanya, bersama sejumlah pejabat dan stafnya.
Dikatakan, Zainuddin, meski hari libur minggu, pihaknya tetap masuk karena musibah banjir ini banyak warga masyarakat yang perlu bantuan dan dilayani. Jadi tidak masalah kami kerja untuk mereka.
"Selama musibah banjir ini terjadi BPBD Kutai Timur kami membuka pelayanan, baik informasi maupun kebutuhan seperti logistik meskipun terbatas" kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Timur belum memiliki sarana untuk memobilisasi korban di lapangan, sebab hanya bantuan BNPB Pusat dan provinsi yang digunakan. (*)