Nunukan (ANTARA Kaltim) - Perusahaan kapal penumpang angkutan swasta turut prihatin dengan kondisi Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan yang semakin dangkal tanpa mendapatkan perhatian dari PT Pelindo (Persero) IV Cabang Nunukan.
Pimpinan Cabang PT Citra Niaga Mandiri (CNM), Andi Sose di Nunukan, Senin, mengaku turut prihatin tidak adanya perhatian PT Pelindo (Persero) IV Cabang Kabupaten Nunukan selaku pengelola Pelabuhan Tunon Taka walaupun telah seringkali disampaikan masalahnya.
"Saya juga heran kenapa PT Pelindo kelihatan acuh terhadap kondisi Pelabuhan (Tunon Taka). Padahal masalah itu sudah seringkali disampaikan," ujar pengelola KM Thalia yang melayari Nunukan-Parepare Sulsel tersebut.
Selaku pengguna jasa Pelabuhan Tunon Taka, Andi Sose meresahkan kondisi pelabuhan tersebut yang semakin dangkal yang menyebabkan kapal-kapal kandas saat akan merapat di dermaga.
Semestinya, lanjut dia, PT Pelindo (Persero) IV Cabang Kabupaten Nunukan harus memperhatikan perbaikan pelayanan kepada pengguna jasa.
Menurut Andi Sose, Pelabuhan Tunon Taka yang banyak disinggahi kapal-kapal swasta termasuk peti kemas dan tanker itu mendapatkan pemasukan keuangan yang cukup besar seperti biaya labuh yang mencapai jutaan rupiah per malam.
Ia mengaku, KM Thalia sendiri membayar biaya labuh sebesar Rp1,3 juta untuk tiga hari ditambah biaya retribusi masuk dermaga pelabuhan domestik dan internbasional.
Andi Sose menyatakan, mobil tangki yang mengisi air untuk kapal setiap masuk pelabuhan domestik membayar retribusi sebesar Rp50.000 dan mobil truk sebesar Rp75.000 setiap masuk dermaga.
"Kalau dihitung-hitung penghasilan PT Pelindo IV Cabang Nunukan sangat besar setiap ada kapal dari biaya labuh dan retribusi masuk dermaga. Tapi pelayanan tidak pernah diperbaiki," ujarnya.
Pemasukan bagi PT Pelindo IV Cabang Nunukan bukan hanya melalui retribusi kendaraan mobil, tetapi juga menarik biaya bagi penumpang yang memiliki barang ditambah biaya masuk pelabuhan internasional Rp10.000 per orang.
Menurut Andi Sose, PT Pelabuhan IV Cabang Nunukan mampu mendapatkan penghasilan sekitar Rp20 juta setiap hari apabila ada kapal.
Namun dia mempertanyakan, penghasilan yang diperolehnya tersebut masuk kas negara atau tidak sebab kenapa pengdangkalan Pelabuhan Tunon Taka tidak pernah diperhatikan.
Sebenarnya, besarnya pemasukan keuangan yang diperoleh PT Pelindo IV Cabang Nunukan telah mampu membiayai pengerukan pelabuhan tersebut. Agar kapal-kapal yang akan menggunakan dermaga tidak kesulitan akibat dari pengdangkalan. (*)
Kondisi Pelabuhan Tunon Taka Memprihatinkan
Senin, 11 Februari 2013 17:27 WIB
Saya juga heran kenapa PT Pelindo kelihatan acuh terhadap kondisi Pelabuhan (Tunon Taka). Padahal masalah itu sudah seringkali disampaikan