Samarinda,(ANTARA Kaltim) - Produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan IV 2012 mencapai Rp103,2 triliun, antara lain diperoleh dari kegiatan pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan bangunan.
"Hampir semua sektor ekonomi di Kaltim pada triwulan IV 2012 mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor pertanian yang terkoreksi minus 5,41 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Johny Anwar di Samarinda, Selasa.
Sektor ekonomi berupa usaha pertanian memberi kontribusi kea PDRB Kaltim sebesar Rp5,965 triliun.
Selanjutnya, pertambangan dan penggalian berkontribusi Rp45,964 triliun. Sektor ekonomi jenis ini terbagi mejadi dua golongan besar, yakni minyak dan gas bumi yang sebesar Rp16,367 triliun, serta pertambangan tanpa migas menghasilkan Rp29,095 triliun.
Berikutnya adalah kegiatan industri pengolahan yang mampu memberikan andil terhadap PDRB atas dasar harga berlaku senilai Rp25,882 triliun.
Industri pengolahan tersebut terbagi menjadi dua lapangan usaha, yakni kegiatan industri pengilangan minyak bumi dan gas alam cair berkontribusi Rp20,309 triliun, kemudian industri tanpa migas senilai Rp14,814 triliun.
Pada sektor listrik dan air bersih mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB triwulan IV 2012 dengan nilai Rp287 miliar.
Selanjutnya lapangan usaha sektor bangunan berkontribusi 3,377 triliun, sektor perdagangan, hotel, dan restauran berkontribusi sebesar Rp9,463 triliun.
Sektor pengangkutan dan komunikasi berkontribusi Rp4,364 triliun, sektor keuangan atau persewaan berkontribusi Rp3,374 triliun, dan sektor jasa mampu memberikan kontribusi sebesar Rp4,552 triliun.
Menurutnya, PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku memang sebesar Rp103,231 triliun, tetapi jika dilihat dari PDRB berdasarkan harga konstan dalam periode yang sama, maka nilainya sebesar Rp30,304 triliun.
PDRB atas dasar harga konstan yang sebesar Rp30,304 triliun itu terdiri dari sektor pertanian sebesar 1,921 triliun, sektor pertambangan dan penggalian Rp13,032 triliun, industri pengolahan Rp6,789 triliun, listrik dan air bersih Rp111 miliar, bangunan Rp1,425 triliun.
Selanjutnya pada sektor perdagangan, hotel, dan restauran berkontribusi Rp3,011 triliun, pengangkutan dan komunikasi Rp2,029 triliun, keuangan atau persewaan Rp1,255 triliun, dan sektor jasa berkontribusi sebesar Rp726 miliar. (*)