Nunukan (ANTARA Kaltim) - Warga Seimengkadu Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur mengeluhkan kondisi jalanan di wilayahnya yang dalam keadaan rusak parah dan belum mendapatkan perhatian.
Seorang warga Kampung Somil Desa Bunusan Nunukan, Madung di Nunukan, Selasa mengatakan warga yang berdomisili di wilayah itu sangat mendambakan jalanan yang tembus ke Desa Binusan Kecamatan
Nunukan itu segera mendapatkan perhatian dari Pemkab Nunukan.
Ia menambahkan, akibat jalanan yang rusak parah menyebabkan tidak ada kendaraan roda empat (mobil pemnumpang) sehingga warga setempat kesulitan transportasi untuk keluar masuk ke wilayah itu.
"Kami di sini sangat kesulitan apabila mau belanja ke kota (Nunukan) karena tidak ada taksi yang mau masuk ambil dan mengantar kalau ada penumpang," ujarnya.
Kerusakan jalanan terjadi mulai dari Seilancang Kelurahan Tanjung Harapan hingga Desa Binusan, dan bahkan puluhan kilometer sudah menjadi jalan setapak hanya bisa dilewati sepeda motor karena
berlubang, kata Madung.
Hal yang sama diungkapkan Naing, warga Seimengkadu Nunukan. Ia menyatakan, akibat kondisi jalan yang berlubang dan berkubangan lumpur saat musim hujan kehidupan warga yang jumlahnya mencapai ratusan kepala keluarga (KK) terisolasi.
Oleh sebab itu, dia sangat mengharapkan perhatian pemerintah daerah Kabupaten Nunukan untuk memperbaikinya supaya kendaraan roda empat dapat lalu lalang di wilayah itu sehingga memudahkan untuk
berbelanja ataupun ada urusan lainnya di pusat pemerintahan.
"Selama ini hanya mengandalkan sepeda motor saja," katanya.
Ia menambahkan, akibat tidak ada kendaraan yang masuk di wilayah Kampung Somel Seimengkadu tersebut menyebabkan hasil pertanian dan perkebunan warga setempat seperti pisang, kelapa, kakao, beras dan lain-lainnya sangat sulit dipasarkan.
Untuk itu, lanjut Naing, salah satu cara yang ditempuh warga adalah dengan mengangkut secara bertahap menggunakan taksi carteran dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar.
"Kalau ada hasil kebun kita mau bawa ke pasar terpaksa pakai taksi dengan dicarter. Itupun harus dengan biaya besar karena tidak adanya kendaraan lain yang mau masuk di sini," ungkapnya. (*)