Balikpapan (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti minta pemerintah melindungi pelaku industri dan usaha kecil menengah dari pasar bebas yang diciptakan di e-commerce (pasar secara daring).
Menurut LaNyalla yang pernah memimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, produk-produk lokal Indonesia kalah dalam persaingan di e-commerce dari produk asing, terutama dari jenis pakaian jadi (garmen) dan berbagai barang kebutuhan rumah tangga.
"Pelaku usaha garmen merasakan sulitnya penjualan produk karena tidak mampu bersaing. Padahal harga terbilang lebih murah dan kualitas pun lebih baik," ujar LaNyalla dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Balikpapan, Minggu.
Karena itu, Ketua DPD RI minta pemerintah melindungi pelaku usaha lokal, diantaranya dengan membuat lebih mampu lagi bersaing.
"Saya meminta pemerintah melindungi industri dan usaha kecil menengah dengan membuat regulasi yang melindungi pelaku usaha lokal,” ujar LaNyalla.
Saat ini sebenarnya pemerintah sedang menyusun peraturan untuk melindungi pelaku usaha lokal tersebut, namun belum rampung.
"Ini harus menjadi prioritas hingga saatnya kita mampu bersaing di pasar bebas," katanya.
LaNyalla menambahkan industri kecil dan menengah tekstil mengalami penurunan penjualan saat ekonomi lesu menyusul wabah COVID-19. Hal tersebut menambah parah keadaan, karena dari sebelumnya mereka sudah menghadapi banjir produk impor di pasaran.
Mengutip Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia, LaNyalla mengungkapkan bahwa produk tekstil impor tidak hanya dijual di toko swalayan besar di pusat perbelanjaan, tapi juga bisa didapat di toko-toko daring, di mana konsumen bisa langsung membeli dengan harga yang sangat bersaing dengan produk lokal.
“Padahal secara kualitas produk kita juga tidak kalah,” ujarnya.