Samarinda, 20/7 (ANTARA) - Harga ayam potong dan telur mengalami lonjakan yang cukup tinggi di Samarinda karena kurangnya pasokan, sehari menjelang awal Ramadhan 1433 Hijriah.
Sejumlah pedagang yang ditemui di Pasar Induk Segiri yang merupakan pasar tradisional terbesar di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat, mengatakan, harga harga sejumlah kebutuhan pokok lainnya masih stabil.
Hamsyah, pedagang grosir ayam, mengatakan kenaikan harga ayam terjadi karena turunnya jumlah pasokan dari Balikpapan dan Surabaya.
"Harga biasanya satu ekor ayam yang besar sekitar Rp35 ribu, sekarang menjadi Rp40 ribu per ekor," tegas Hamsyah.
Lonjakan harga terjadi juga pada kebutuhan telur ayam, yang biasanya sekitar Rp35 ribu per piring yang terdiri dari 30 butir telur, menjadi Rp42 ribu per piring.
Namun demikian dikatakan Novi, pedagang telur, jumlah pembeli tidak mengalami penurunan.
"Seperti biasa hari normal, meski ada kenaikan harga, rata-rata kami bisa menjual 600 piring telur per harinya," jelas Novi.
Sementara pedagang grosir sembako di Pasar Segiri Samarinda, Aminah, mengatakan harga beras, gula, minyak goreng dalam kisaran normal seperti hari biasa sebelum Ramadhan.
"Kalau pun ada kenaikan hanya berkisar Rp500 untuk beberapa jenis barang seperti beras jenis tertentu," kata Aminah.
Suharto, pedagang nasi goreng sebagai pembeli rutin di Pasar Induk tersebut mengakui tidak adanya kenaikan harga yang signifikan untuk kebutuhan barang jenis sembako.
"Saya biasa beli di langganan, dan memang belum ada kenaikan harga yang tinggi untuk beberapa jenis sembako," ujar Suharto. (*)
Harga Ayam dan Telur Melonjak di Samarinda
Jumat, 20 Juli 2012 14:39 WIB