Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membangun ruang tunggu bagi orang sangat penting atau "very important person" (VIP) di Bandara Sepinggan, Balikpapan, senilai Rp35 miliar yang dananya dikucurkan dengan sistem tahun jamak.
"Pembangunan VIP Room ini dilakukan dengan sistem tahun jamak, yakni sebesar Rp13 miliar pada APBD 2012 dan selebihnya yang sebesar Rp22 miliar akan digulirkan dari APBD 2013," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalimantan Timur (Kaltim) M Taufik Fauzi di Samarinda, Jumat.
Gedung VIP yang sekarang sudah dimulai pembangunannya tersebut berdiri di atas lahan di areal bandara dengan luas bangunan mencapai 2.392 meter per segi.
Saat ini, lanjutnya, pengerjaan untuk Tahap I dengan dana Rp13 miliar itu, pembangunannya meliputi gedung utama mulai dari pemancangan tiang, struktur beton, rangka baja, penutup atap enamel, hingga pada pemasangan dinding dan kaca.
Untuk pekerjaan tahap II, pembangunannya meliputi pekerjaan akhir gedung utama, pembangunan pos jaga, power house, jalan, area parkir, landscap, drainase, dan untuk pembangunan pagar hingga pembuatan pintu gerbang.
Selain membangun ruang tunggu VIP, Pemprov Kaltim juga membangun Guest House di areal Bandara Sepinggan. Keberadaan guest house yang seluas 6.000 meter persegi ini, fungsi utamanya di antaranya untuk menginap para tamu tertentu yang mengunjungi Kaltim.
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya senilai Rp55 miliar yang juga menggunakan anggaran tahun jamak, yakni APBD Kaltim 2012 telah dikucurkan sebesar Rp43,4 miliar, sedangkan sisanya yang sebesar Rp11,7 miliar akan dugulirkan dari APBD Kaltim 2013.
Pembangunan guest house ini dilakukan oleh PT Total Bangun Persada, sedangkan untuk konsultan perencanaan adalah PT Arkonin, serta konsultan pengawas dari CV Maraya kso VC Adhi Teknik.
Dalam bangunan ini akan memiliki sejumlah fasilitas yang representatif, seperti ruang VIP, reguler, ruang pertemuan, ruang karaoke, ruang makan VIP, ruang makan reguler, dan areal parkir.
Bentuk dan gaya bangunannya mengarah pada desain tradisional dengan corak ukiran Dayak. Hal ini dilakukan agar bentuk bangunan lebih menarik dan memiliki nilai seni. (*)