Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Taupan Madjid, mengatakan pemerintah setempat perlu membangun jalan utama baru untuk mengurangi kepadatan dan beban jalan sepanjang bantaran Sungai Segah menuju dalam kota.
"Selain masih dalam kelas standar untuk badan jalan dalam kota Kabupaten yakni kelas III, kontur landasan badan jalan di sepanjang Sungai Segah juga dinilai banyak yang labil," kata Ir H Taupan Madjid MM di Tanjung Redeb, Berau, Kamis.
Karena itu, katanya, melihat kondisi badan jalan utama masuk ke kota Tanjung Redeb itu, maka perlu ada realisasi segera untuk membangun jalan utama lain.
Ia mengatakan, selain dilalui kendaraan yang melebihi kapasitas badan jalan juga dekat dengan sungai. "Artinya kita perlu jalan baru dua jalur seperti kota lain untuk mengurangi kepadatan atau intensitas di jalan ini," jelas Taupan, mantan Kabid Bina Marga Dinas PU Berau.
Menurut Taupan, PU sudah memiliki rancangan untuk pembangunan jalan baru ring road jembatan Kelay 3, yang menghubungkan yang menembus langsung ke Bandara Kalimarau.
Dia mengatakan, rancangan tersebut merupakan rancangan jalan rigit atau beton yang diyakini tahan lama dan memiliki kapasitas jalan kelas I.
"Artinya bebas untuk dilalui kendaraan tonase apapun, tidak seperti kondisi jalan kita yang ada sekarang ini, namun ini masih tetap bergantung pada ketahanan anggaran kita," kata Taupan lagi.
Pembangunan perlu dilakukan dengan pertimbangan mengantisipasi kemacetan melihat peningkatan jumlah kendaraan yang masuk ke Berau setiap tahunnya. "Ini juga mengantisipasi kemacetan lima tahun ke depan," katanya.
Saat ditanya realisasinya, Taupan menyebutkan, perlu ada proses lain di samping masalah anggaran. Pembebasan lahan merupakan langkah pertama yang wajib didahulukan sebelum melakukan action fisik.
Untuk mengurangi kendala dalam perjalanan proyek besar ini nanti, katanya, PU akan melakukan kajian lebih jauh khusus terhadap uji tanah badan jalan.
Menurut dia, jika sebelumnya pengujian dilakukan denganmenerapkan sistem pengambilan sampel tanah, kali ini menurut Taupan akan dilakukan di semua jalur.
"Karena kita tahu kontur tanah yang tidak sama, namun demikian kita pastikan dengan penerapan ini berdampak pada pembiayaan yang lebih besar, jika anggarannnya siap biar tahun depan kita bisa saja dimulai," katanya. (*)