Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Total Exploration and Production Indonesie (TEPI) menargetkan akan membuka 107 sumur baru guna menjaga produksinya yang pada tahun lalu capai 2.227 juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD) dan 81.600 barel minyak per hari.
Menurut Executive Vice Presiden Operations dan East Kalimantan District Manager Total Hardy Pramono di Balikpapan, Rabu, pengeboran sumur-sumur baru tersebut tersebut merupakan rencana jangka menengah Total agar jumlah produksi yang ada sekarang tidak mengalami penurunan yang drastis.
"Kami berusaha mempertahankan angka lifting (pengangkatan) minyak dan gas agar tidak turun tajam," jelasnya saat acara Supply Chain Comunication Forum 2012 .
Pramono juga mengungkapkan saat ini Total tengah bekerja di 9 anjungan pengeboran (drilling rig) baru. Dua rig diantaranya berada di lepas pantai di Selat Makassar.
Tahun 2012 ini juga Total akan menambah 2 anjungan pengeboran baru di lepas pantai sehingga ada 4 unit yang berada di lepas pantai. Demikian juga pada tahun 2013, akan ada penambahan dua rig baru sehingga seluruhnya akan ada 6 unit drilling rig yang berada di lepas pantai.
Selain mengebor sumur-sumur baru, Total juga berusaha menguras sumur-sumur lama dengan menggunakan sejumlah teknologi. Sejauh ini, kata juga akan dilakukan untuk mengurangi tekanan penurunan produksi alamiah tersebut.
Hal tersebut, kata Pramono, cukup efisien untuk mempertahankan angka lifting tersebut.
"Sebab hasil produksi gas Total E&P Indonesie sebanyak 20 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam neger," jelas Pramono.
Dalam siaran persnya, TEPI juga menyebutkan saat ini produksi harian mereka dari sumur-sumur di Delta Mahakam mencapai 493.000 barel oil equivalent per day (BOPD, setara barel minyak per hari) dengan komposisi yaitu produksi gas sebesar 2.227 MMSCFD (million metric standard cubic feet per day, juta metrik kaki kubik standar per hari) dan minyak 81.600 barel per hari.
"Target Total tahun ini bisa lifting sekitar 1.800-1.900 MMSCFD," ungkap Pramono.
Mengenai akan berakhirnya kontrak bagi hasil (production sharing contract ) TEPI di Blok Mahakam pada 2017 nanti, TEPI menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
Namun demikian, Pramono berharap Total tetap mendapat perpanjangan kontrak agar produksi pada blok tersebut tetap terjaga sehingga pemerintah juga tetap mendapatkan keuntungan.
Namun demikian ia juga menegaskan bahwa pengembangan yang dikerjakan TEPI saat ini tidak ada hubungannya dengan upaya mendapat perpanjangan kontrak tersebut.
"Kami mengerjakan yang seharusnya kami kerjakan sebagai perusahaan yang sudah mendapat kontrak pemerintah, yaitu perusahaan bagi hasil, yaitu berproduksi semaksimal mungkin agar bagi hasilnya juga maksimal," katanya. (*)