Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Dua pekerja panggung konser Ungu untuk HUT Kota Balikpapan ke-115 tewas tersetrum di halaman parkir Gedung Pertemuan dan Olahraga (Dome) Balikpapan, Jalan Ruhui Rahayu, Minggu sekitar pukul 11.00 Wita.
Juru bicara Kepolisian Resor Balikpapan, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Wahyudi, mengatakan, polisi memeriksa 69 orang, terdiri dari 14 orang perempuan dan 55 orang laki-laki dari event organizer dan berbagai pihak yang terlibat untuk dimintai keterangan.
Kepala Kepolisian Sektor Balikpapan Selatan Komisaris Polisi Gatot Yulianto mengatakan, empat dari mereka sudah ditanyai intensif.
Dua saudara sepupu Adriano (18 tahun) dan Muhammad Ali Kurnain (18 tahun) tewas di tempat kejadian saat mendirikan tower untuk panggung konser Band Ungu, yang rencananya akan digelar pukul 20.00 Wita.
Tower itu akan menjadi tempat cantelan speaker-speaker besar dari sistem pelantang suara (sound system). Ali Kurnain dan Adriano adalah karyawan CV Presgio, perusahaan penyewaan perangkat suara tersebut.
Keduanya tinggal di alamat yang sama di rumah nomor 21 RT 12 Jalan Letjen R Soeprapto, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat.
Dalam kejadian itu, tiga karyawan Presgio lainnya juga mengalami luka-luka yaitu Rudiansyah (26 tahun), Agus Ama (29), keduanya warga RT 12 Baru Ulu, dan Sujaka (24 tahun), warga Jalan Gunung Polisi RT 57 Nomor 13 Kelurahah Baru Ilir, Balikpapan Barat.
Rudiansyah dan Agus mengalami luka bakar pada tangan kiri. Seorang lagi yang bernama Sugeng meski turut dirawat RSUD Kanujoso Djatiwibowo, terlihat tidak mengalami luka yang berarti.
Di rumah sakit, jenazah Ali Kurnain dan Adriano langsung divisum untuk memastikan penyebab kematian. Semua korban masih berkerabat dan memiliki hubungan darah.
Juru bicara Kepolisian Resor Kota Balikpapan Ipda Wahyudi mengatakan, untuk sementara kejadian itu disebut kecelakaan kerja.
Dipaparkan Ipda Wahyudi, keenam pekerja tengah mengangkat dan menegakkan tower besi setinggi 12 meter. Oleh saksi Sutrisno (22 tahun), juga karyawan Presgio, terlihat ujung tower itu bersentuhan dengan kabel listrik telanjang yang sejajar dengan Jalan Ruhui Rahayu.
Mereka semua kecuali Ali dan Adriano, terlempar, kata Sutrisno kepada polisi di lokasi kejadian.
Sesuai dengan standar PLN, listrik pada transmisi udara seperti itu bertegangan sekurangnya 66 kilovolt sebelum diturunkan trafo menjadi hanya 220 volt untuk pemakaian rumah tangga atau perkantoran.
Manusia hanya mampu bertahan beberapa detik bila diterjang listrik dengan tegangan setinggi itu.
Sebelumnya, sepanjang pagi hingga siang tersebut, kota Balikpapan diguyur hujan gerimis. Karena itu pekerjaan memasang panggung untuk konser band Ungu tersebut baru dimulai siang itu.
Orangtua Adriano, Mahmud dan Kasriyah menuntut pihak yang mempekerjakan anak mereka untuk bertanggung jawab. Keinginan orangtua korban tersebut ditanggapi Djeni dari Blue Ocean Communication, event organizer acara.
"Kami pasti bertanggungjawab. Tentang apa dan bagaimana bentuk pertanggungjawabannya masih akan kami bicarakan lagi," ujarnya.
Meski terjadi kecelakaan kerja yang merenggut nyawa tersebut, seperti dikatakan Kompol Gatot Yulianto, tidak ada wacana untuk membatalkan konser Ungu.
Di lokasi kejadian juga tidak dipasang pita kuning garis polisi (police line), tanda yang dipasang polisi agar tempat kejadian peristiwa tidak dimasuki orang-orang yang tidak berkepentingan.
Pada Minggu siang pukul 13.00, panitia meneruskan menyelesaikan pemasangan seluruh perangkat konser dan melakukan "check sound", prosedur standar sebelum pertunjukan dimulai.
Panggung konser Ungu tersebut dibangun di pojok barat halaman parkir Dome. Panjangnya 12 meter, lebar 10 meter, dan tinggi lantai panggung lebih kurang 1,5 meter. Konser ini untuk meramaikan perayaan ulang tahun ke-115 Kota Balikpapan.
"Pembiayaannya dari pihak swasta," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Balikpapan Drs Aji Sofyan. (*)