Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ratusan sopir angkutan kota (angkot) di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, mogok, karena mereka menolak beroperasinya sebuah perusahaan taksi di wilayahnya.
Wartawan ANTARA di Samarinda melaporkan pantauan sejak Selasa pagi hingga petang menunjukkan puluhan penumpang terlantar di bebarapa ruas jalan, menyusul tidak adanya angkot yang beroperasi.
"Saya terpaksa naik ojek karena tidak ada angkot yang mau mengambil penumpang. Sejak pagi beberapa angkot terlihat melintas tetapi sebagian pintunya tertutup dan ada juga yang terbuka dengan beberapa orang berada di dalam angkot tetapi sepertinya itu bukan penumpang umum sebab mereka tidak mau berhenti saat saya panggil," ungkap seorang warga, Indra.
Sementara, ratusan sopir angkot dari tiga trayek yakni A, B dan C terlihat menggelar aksi unjuk rasa di depan rumah jabatan Wali Kota Samarinda, Sjaharie Jaang di Jalan S. Parman.
Selain berorasi para sopir angkot juga memarkir kendarannya di sepanjang ruas jalan sehingga membuat kemacetan cukup panjang di sepanjang Jalan S. Parman.
"Selasa (28/2), kami kembali menggelar aksi unjuk rasa sekaligus mogok beroperasi sebab aksi yang kami lakukan Senin lalu di Kantor DPRD dan Dinas Perhubungan Kota Samarinda tidak membuahkan hasil," ungkap Koordinator aksi unjuk tasa sopir angkot, Ramdan, ditemui di rumah jabatan Wali Kota Samarinda.
Aksi unjuk rasa sempat diwarnai ketegangan saat para sopir berupaya membakar ban bekas di depan pintu masuk rumah jabatan Wali Kota Samarinda namun dihalang-halangi puluhan polisi.
Puluhan sopir angkot kemudian mencoba menerobos pintu gerbang pagar rumah jabatan Wali Kota Samarinda, namun upaya itu kembali digagalkan polisi.
"Kami sangat kecewa sebab pak Wali Kota Samarinda tidak menemui kami, sehingga jika tidak ada jawaban terkait penghentian operasi taksi itu kami akan terus melakukan aksi mogok," kata Ramdan.
Puluhan sopir angkot yang berunjuk rasa itu kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah pihak kepolisian berjanji akan memediasi mereka bertemu dengan anggota DPRD Samarinda.
"Rabu, pihak DPRD Samarinda berjanji akan membahas masalah ini sehingga kami akhirnya membubatkan diri. Kami akan tetap mogok hingga ada kejelasan terkait penghetian operasi taksi itu. Jangan salahkan kami jika kamibertindak sendiri menghentikan aktivitas taksi itu," ungkap Ramdan. (*)