Sangkulirang (ANTARA News Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meninjau lokasi pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur, termasuk persiapan pembangunan jalan dari Kaliorang menuju Maloy sepanjang 12 km.
"Akses jalan sepanjang 12 km dari Kecamatan Kaliorang menuju Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy ini sedang dikerjakan. Ini prioritas karena masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Mudah-mudahan dalam beberapa tahun ini bisa kita selesaikan," ujarnya ketika berada di lokasi pembangunan akses jalan ke Maloy, Kutai Timur, Sabtu (11/2).
Dalam kunjungan kerja tersebut, Gubernur didampingi Wakil Gubernur Farid Wadjdy, Wakil Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman, dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kaltim.
Perjalanan dari Sangata, Kutim, menuju Maloy cukup melelahkan karena ditempuh dalam waktu sekitar empat jam. Belasan kendaraan yang ikut dalam rombongan tersebut juga harus menempuh akses jalan tanah yang akan dibangun menuju kawasan industri Maloy sepanjang sekitar 12 km.
Gubernur mengatakan, sekarang sudah ada sekitar delapan perusahaan yang akan masuk membangun KIPI Maloy di berbagai bidang. "Kita harap dalam waktu tidak lama kawasan industri ini sudah bisa dibangun," ujarnya.
Sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, katanya, pembangunan KIPI Maloy yang masuk dalam program MP3EI ditargetkan 2014 sudah harus dapat berjalan.
Gubernur menambahkan, sejumlah infrastruktur lain yang mendukung pembangunan KIPI Maloy juga sedang dilaksanakan seperti pembangunan rel kereta api dari Muara Wahau ke Lubuk Tutung, serta tambahan rel kereta api dari Lubuk Tutung ke Maloy sejauh delapan km juga akan dilaksanakan.
PT Bakrie Power, katanya, juga akan membangun PLTU Mulut Tambang yang memiliki kapasitas 2 x 100 megawatt yang ditarghetkan akan mampu memenuhi kebutuhan listrik di Sangata, Bengalon dan Maloy.
Ia menambahkan, KIPI Maloy akan menjadi kluster industri yang berbasis pertanian dan bahan pertambangan.
"Kaltim pada 2013, akan memiliki satu juta hektare lahan kelapa sawit. Pada saatnya nanti, sawit itu akan diekspor dan minyak kelapa sawit (CPO)-nya harus diolah dulu di Maloy. Nanti akan ada industri minyak goreng, margarin, dan industri lain yang dapat dikembangkan di Maloy, selain juga ada pelabuhan internasional.
Sementara itu, untuk pembangunan rel kereta api di Kalimantan Timur juga segera dimulai dengan tahap awal untuk pengangkutan batu bara. Nota kesepahaman (MoU) pertama untuk pembangunan rel kereta api dari Bengalon-Muara Wahau telah dilakukan dengan Rhas Al Khaima dari Uni Emirat Arab dan Nalco India dengan investasi sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp5 triliun.
Sedangkan MoU kedua dilakukan antara Pemprov Kaltim dan Russian Railways dari Republik Rusia dengan nilai investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 triliun, untuk rel kereta api sepanjang 160 km dari Kutai Barat hingga Balikpapan.
Pembangunan rel kereta api itu pada tahap awal adalah untuk pengangkutan batu bara, minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), serta angkutan hasil perkebunan. Namun ke depan, rel kereta api itu rencananya juga akan dapat digunakan sebagai sarana transportasi penumpang. (*)