Sangata (ANTARA) - Angka kematian ibu hamil di Kabupaten Kutai Timur pada 2011 mengalami peningkatan tipis sebanyak dua kasus dari 15 kasus pada 2010 menjadi 17 kasus pada 2011.
Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, dr Marten Luther, di ruang kerjanya, Rabu, mengatakan, bila dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Timur, kasus angka kematian ibu hamil terbilang masih rendah.
Dr Marten Luther mengatakan, ada beberapa faktor penyebab kematian ibu melahirkan seperti Preexlamsi atau keracunan pada saat mengandung sebanyak 7 kasus, pendarahan 5 kasus, Retensia Plasenta (perdarahan terjadi sebelum plasenta lahir) 2 kasus, abortus 1 kasus, infeksi 1 kasus dan factor lain 1 kasus.
Menurut dia, penyebab tertinggi angka kematian ibu saat melahirkan adalah dikarenakan pendarahan,yang disebabkan perlengketan ari-ari, robekan rahim atau otot-otot rahim yang mengendur akibat sering bersalin.
"Hal ini bisa diantisipasi dengan sering periksa ada tidaknya risiko pendarahan itu," kata dr Marten Luthen.
Marthen mengatakan untuk menekan angka kematian ibu pada saat melahirkan ini, Dinas Kesehatan Kutai Timur melakukan langkah dengan meningkatkan peranan petugas kesehatan, baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan.
Juga mengaktifkan kelas ibu yang di bawah binaan kader PKK dan Posyandu,agar para ibu dapat mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sehingga kondisi bayi dan ibu sehat hingga melahirkan.
"Upaya lain yang kami lakukan adalah dengan melaksanakan program Gerakan Sayang Ibu (GSI), untuk memberikan arahan pada masyarakat agar lebih dapat meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan ibu dan anak," katanya. (*)