Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Para penyelam tradisional menghentikan pencarian korban dan upaya evakuasi objek yang diduga mobil di lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu siang.
"Pencarian terpaksa dihentikan karena arus Sungai Mahakam cukup deras," kata Wakil Bupati Kutai Kartanegara M. Ghufron kepada wartawan di Tenggarong, Minggu.
Enam penyelam tradisional tersebut terlihat menghentikan pencarian korban dan upaya evakuasi mobil dari dasar Sungai Mahakam pada Minggu siang sekitar pukul 13. 30 Wita.
"Penyelam tradisional akan melanjutkan pencarian besok (Senin). Kami harapkan, besok arus Sungai Mahakam normal sehingga upaya pencarian korban dan evakuasi mobil bisa dilakukan," kata Ghufron.
Selain arus deras, hambatan yang dialami para penyelam tradisional adalah pekatnya air Sungai Mahakam.
"Sama dengan penyelam proofesional mereka (penyelam tradisional) juga mengalami kendala mencari korban akibat derasnya arus dan pekatnya air Sungai Mahakam sehingga menyulitkan mereka melakukan pencarian.
"Namun, para penyelam tradisional tersebut memang sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu sebab mereka sering menyelam untuk menambang pasir dan mengangkat kayu di wilayah hulu Sungai Mahakam," ungkap Ghufron.
Diakui Wakil Bupati Kutai Kartanegara itu, terdapat banyak kelompok penyelam tradisional di Kaltim.
"Banyak kelompok penyelam tradisonal yang menawarkan diri untuk membantu diantaranya dari Samarinda dan Loa Janan namun kami sampaikan kami akan memberi kesempatan kelompok penyelam tradisional dari Kecamatan Muara Kaman terlebih dulu. Mereka melakukan penyelaman dengan sukarela tanpa meminta imbalan apapun. Namun, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tetap akan memberikan jasa atas upaya mereka tetapi nilai dan bentuknya akan diputuskan bupati," kata Ghufron.
Salah seorang penyelam tradisional Ramli mengakui, arus Sungai Mahakam di lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara lebih deras dibanding daerah hulu.
"Arus di sini lebih deras dibanding di wilayah hulu Sungai Mahakam," kata Ramli.
Namun, walaupun arus cukup deras, enam penyelam tradisional berhasil melakukan penyelaman hingga kedalaman 40 meter.
"Kami bisa mencapai kedalaman 40 meter ke dasar sungai namun belum berhasil menyentuh benda di dalam sungai," ungkap Ramli.
Pada Minggu pagi, para penyelam tradisional berhasil menemukan satu objek yang diduga mobil. Pada Minggu siang, sekitar pukul 12.15 Wita, `crane barge` terlihat menurunkan tali untuk mengikat salah satu objek yang berhasil ditemukan para penyelam tradisional tersebut.
Beberapa saat kemudian, tali `crane barge` terlihat menarik sebuah benda dari dasar Sungai Mahakam.
Namun, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh ke dasar Sungai Mahakam menyusul longgarnya tali `crane barge` yang akan mengangkat benda tersebut. (*)