Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pertumbuhan industri pengolahan besar dan sedang pada triwulan IV - 2018 di Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan sebesar 14,95 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV - 2017.
"Jika dilihat per golongan kinerja industri pengolahan, maka untuk industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mengalami kenaikan sebesar 16,64 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.
Untuk industri kayu, barang dari kayu dan gabus yang tidak termasuk furnitur, kemudian barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya terjadi kenaikan 14,74 persen, selanjutnya industri makanan juga naik 13,35 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan triwulan III - 2018, lanjutnya, maka pertumbuhan produksi industri pengolahan besar dan sedang di Provinsi Kaltim pada triwulan IV - 2018 mengalami peningkatan sebesar 6,08 persen.
Perkembangan kinerja industri pengolahan besar dan sedang menurut golongannya, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus, termasuk barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya terjadi kenaikan 11,69 persen.
Kemudian industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mengalami kenaikan 4,40 persen, dan industri makanan terjadi kenaikan sebesar 3,86 persen ketimbang triwulan sebelumnya.
Sedangkan untuk pertumbuhan produksi industri pengolahan mikro dan kecil, lanjut Atqo, pada triwulan IV - 2018 terhadap triwulan yang sama 2017 mengalami kenaikan sebesar 15,18 persen. "Jenis industri pengolahan yang mengalami kenaikan tertinggi adalah industri pengolahan lainnya yang naik 51,74 persen. Kemudian industri kayu, barang dari kayu, dan anyaman terjadi kenaikan 28,69 persen," ucapnya.
Selanjutnya industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 27,65 persen, disusul industri furnitur naik 20,07 persen, industri minuman terjadi kenaikan 12,03 persen, industri pakaian jadi mengalami kenaikan 2,80 persen, dan untuk industri makanan terjadi kenaikan 1,58 persen.
Sedangkan industri pengolahan mikro dan kecil yang mengalami penurunan adalah industri tekstil mengalami penurunan 23,59 persen, jenisnya adalah industri barang galian bukan logam turun 15,20 persen, industri alat angkutan lainnya turun 14,90 persen, industri barang farmasi, produk obat kimia dan tradisional turun 12,66 persen.(*)