Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Gunung Seriang dengan daya 15 Mega Watt (MW) diharapkan bisa beroperasi dan mengalirkan energi untuk sistem kelistrikan Tanjung Selor dan sekitarnya di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada akhir Desember 2018.
"Kondisi pembangunan sudah 78 persen. Dalam waktu dekat ini kami segera melakukan `backfeeding` dan `commisioning`," kata Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero) Machnizon Masri, Jumat.
Sebelumnya Machnizon pada Rabu 5/12 bersama General Manager Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (GM UIP Kalbagtim) Iswan Prahastono dan GM Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (UIW Kaltimra) Riza Novianto Gustam mengunjungi PLTMG Gunung Seriang, satu jam ke selatan dari pusat kota Tanjung Selor.
Pada hari yang sama rombongan juga mampir ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sumber Alam Sekurau (PLTU SAS) yang dikelola PT SAS di Desa Apung, 30 menit sebelah timur Tanjung Selor.
Backfeeding adalah pengujian pemberian daya kepada sistem yang baru dengan mengambil sumber daya dari luar, bukan dari pembangkit yang sedang dipasang. Tujuannya untuk memastikan semua peralatan pada sistem bekerja dengan baik.
Commisioning adalah pengujian menyeluruh, mulai dari pembangkit hingga semua semua peralatan di dalam sistem. Pembangkit dijalankan untuk kurun waktu tertentu dan dayanya dicoba dialirkan kepada sistem dan dipastikan berfungsi sebagaimana mestinya dan memenuhi semua persyaratan dan aturan yang berlaku.
PLTMG Gunung Seriang akan beroperasi dengan sistem LNG yang lebih efisien dan lebih mudah kendali keamanan lingkungan daripada pembangkit yang menggunakan batubara sebagai sumber energi.
Saat ini masih dilakukan pertimbangan untuk pasokan gas yang mensupplay bahan bakar PLTMG. Listrik dari Gunung Seriang juga direncanakan akan masuk sistem kelistrikan interkoneksi dengan Kalimantan Timur lewat jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) yang membentang dari Tanjung Redeb, Berau ke Tanjung Selor.
SUTT ini juga masih dalam konstruksi. Nantinya untuk distribusi hingga dapat dinikmati oleh masyarakat di Gunung Seriang, daya yang mengalir dari Tanjung Redeb Wilayah Kalimantan Timur akan masuk dan di olah terlebih dahulu di Gardu Induk (GI) Tanjung Selor.
"Kabupaten Bulungan merupakan kunci utama dari interkoneksi kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini," kata Machnizon.
Dengan saling terkoneksi atau terhubung, terjadi saling suplai daya dari banyak pembangkit sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa dilayani dengan pembangkitan dan transmisi yang lebih efisien. Meningkatkan keandalan sistem," tambah Riza Gustam.
Di sisi lain kunjungan ke PLTU SAS adalah untuk apresiasi PLN kepada mitra. Sebagai produsen listrik swasta, saat ini PLTU SAS adalah tulang punggung produksi dan penyaluran listrik di Bulungan.
Sebanyak 7,5 MW daya yang dihasilkan dialirkan ke 17.122 pelanggan di Tanjung Selor, yang merupakan separo dari 34 ribu pelanggan yang ada di ibukota Provinsi Kalimantan Utara itu.
PLN Tanjung Selor saat ini memiliki daya mampu 15 MW yang berasal dari berbagai pembangkit, terutama dari PLTU SAS dan sejumlah pembangkit lain. Sebanyak 12 MW tersedot saat beban puncak antara pukul 17.00-22.00 Wita.(*)