Matalibaq, Mahakam Ulu (Antaranews Kaltim) - Petinggi terpilih Kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, akan mewujudkan visi dan misinya dalam memajukan kampung melalui pembangunan pertanian padi dan perkebunan rakyat.
"Saya ucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah memilih saya sehingga saya memperoleh suara terbanyak. Kepercayaan ini akan saya jaga," ujar Petinggi terpilih Kampung Matalibaq Huvang Paran setelah mengikuti perhitungan suara di Balai Pertemuan Umum Matalibaq, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa sebagian besar mata pencaharian warga Matalibaq adalah sebagai petani, baik pertanian padi ladang maupun perkebunan seperti kakao dan lainnya, sehingga apa yang sudah dikerjakan masyarakat akan coba dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya.
Ia mengakui bahwa alokasi dana kampung dan dana desa di tahun-tahun sebelumnya belum banyak diarahkan untuk pembangunan ekonomi, karena infrastruktur jalan dan fisik lainnya masih kurang sehingga anggaran yang ada lebih banyak diarahkan pada pekerjaan fisik.
Untuk itu, setelah ia dilantik menjadi petinggi untuk periode yang kedua, maka anggaran yang ada selain untuk pembangunan fisik yang masih kurang, juga untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM), dan pembangunan ekonomi agar Matalibaq lebih cepat berkembang.
Ia juga mengaku akan tetap merangkul calon petinggi saingannya yang tidak terpilih, sehingga bisa bersama-sama membangun kampung lebih baik tanpa membedakan kelompok dan agama karena di kampung yang berpenduduk 728 jiwa terdapat tiga agama, yakni Katolik, Kristen, Islam.
Sedangkan Ahmad Yosef Lung, calon petinggi yang tidak terpilih, ketika dikonfirmasi menyatakan ikhlas dengan hasil pemungutan suara tersebut, tidak akan menuntut atau mempermasalahkan hasil pemungutan suara.
"Membangun bersama jauh lebih baik ketimbang merongrong pembangunan, maka saya akan dukung pembangunan petinggi terpilih dalam membangun kampung lebih baik, apalagi proses prinsip pembangunan yang anggarannya dari alokasi dana kampung dan dana desa adalah melalui proses musyawarah, sehingga keterlibatan masyarakat sangat diutamakan," ujarnya.
Dalam pemilihan petinggi ini, total surat suara sebanyak 584, termasuk 2,5 persen dari jumlah daftar pemilih sementara (DPT) yang sebanyak 570 surat suara. Dari jumlah ini, terdapat 159 tidak terpakai.
Dari jumlah 570 DPT itu, surat suara yang digunakan sebanyak 425 lembar, terdiri untuk calon nomor 1 Huvang Paran sebanyak 353 suara, untuk calon nomor 2 Ahmad Yosef sebanyak 67 suara, dan terdapat 5 suara tidak sah.
Dalam proses ini, terdapat 5 pemilih tidak diizinkan memilih karena mereka terdaftar di Kampung Sirau. Bahkan oleh Pemerintah Kampung Sirau, 5 orang tersebut diakui sebagai warganya dan telah menggunakan hak pilih mereka di Sirau saat Pemilihan Petinggi Serentak pada 2 Juli lalu.
Dalam pemilihan yang dibuka sejak pukul 07.00 ini, sejumlah kelucuan terjadi, di antaranya ada pemilih seorang ibu yang waktu mencoblos bukan di bilik suara, tapi sembunyi di balik papan perhitungan suara, sehingga hal ini menjadi bahan sorakan sekaligus tertawaan warga yang sejak lama berkumpul di BPU.
Apalagi ibu tersebut menjadi pemilih terakhir yang menyalurkan hak suaranya karena mendekati pukul 13.00 waktu setempat, sehingga semakin banyak warga yang datang untuk menyaksikan penghitungan suara guna mengetahui nama petinggi terpilih. (*)