Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Badan Urusan Logistik Regional Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terus memantau situasi pasar dan siap kapan saja melakukan operasi pasar berkenaan dengan kenaikan harga beras kualitas medium beberapa pekan terakhir.
"Pekan lalu kami sudah menggelar operasi pasar dan akan berlangsung sampai Maret mendatang," kata Kepala Divisi Regional Bulog Kaltimra Muhammad Anwar di Balikpapan, Kamis.
Pada Selasa (9/1), Bulog mengucurkan 15 ton beras kualitas medium dalam operasi pasar di Pasar Pandansari dan Pasar Klandasan, Balikpapan. Beras itu dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.850 per kilogram.
Operasi pasar yang dijadwalkan berkesinambungan hingga akhir Maret 2018 merupakan perintah langsung Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Menurut Anwar, harga beras kualitas medium di Balikpapan saat ini sekitar Rp10.500 per kilogram atau Rp650 lebih mahal dari pada HET. Beberapa pedagang ada yang menjual hingga Rp12.000 per kilogram.
Dengan menggelontorkan beras ke pasar atau operasi pasar, Anwar berharap harga bisa turun minimal sama dengan HET.
"Kami juga terus memantau pasar dan cermat mengamati setiap situasi yang terjadi. Bila harga naik karena barang kurang, Bulog segera menggelontorkan stok," tambahnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan M Saufan menambahkan, dari 10 pengecer beras di Pasar Klandasan, sebanyak empat di antaranya sudah menjual kembali di HET, sementara enam pedagang lainnya masih diajak dialog.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan juga mulai mengoperasikan Pasar Penyeimbang Harga (PPH) di Pasar Klandasan dan Pasar Pandansari. Pasar ini merupakan kepanjangan tangan TPID untuk mengendalikan harga-harga komoditas utama.
"Konsepnya sederhana, pedagang yang berjualan di PPH harus mengikuti aturan HET yang sudah ditetapkan. Karena pedagang HET ini berjualan di lingkungan pasar biasa, maka harga yang dikenakannya menekan pedagang," jelasnya.
Di sisi lain, Bulog dan Dinas Perdagangan Balikpapan juga memastikan stok beras cukup untuk kebutuhan masyarakat Balikpapan hingga empat bulan ke depan.
Kepala Bulog juga menyebutkan bahwa masyarakat Balikpapan memang menggemari beras kualitas premium, yang tentu saja harganya berbeda dengan beras kualitas medium.
"Sebab itu, tak ada gejolak di sini. Walaupun demikian, kami akan pantau terus," imbuh Anwar. (*)