Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sebanyak 12 semifinalis di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, bersaing ketat untuk memperebutkan juara dalam Festival Seni Kreatif di bidang visual art, fotografi, musik, dan style yang digelar di Stadion Madya Sempaja, Samarinda.
"Festival Seni Kreatif ini untuk mengapresiasi para semifinalis yang berhasil menunjukkan talenta mereka. Mereka juga harus dapat mempresentasikan karya yang sebelumnya didaftarkan melalui goaheadpeople.id, ke ruang pameran dengan lebih menarik," ujar Saleh `Ale` Husein, tokoh seni terkemuka tanah air, di Samarinda, Minggu.
Ale mengaku senang karena karyanya berhasil mendapatkan apresiasi dari Sampoerna A melalui Go Ahead Challenge (GAC), sehingga sekarang masyarakat luas dapat menikmati karya-karyanya melalui ruang pamer dalam festival ini.
Ale yang juga terlibat dalam penjurian Festival GAC ini melanjutkan, ke 12 semifinalis berhasil memanfaatkan ruang pameran dengan berani melalui beragam medium.
Ia melanjutkan bahwa seni kreatif di Indonesia yang didorong oleh beragam komunitas dari berbagai daerah, turut mewarnai Kota Samarinda dalam berkarya.
Walau berada di timur Borneo, namun pelaku kreatif di kota ini memiliki semangat berkarya tinggi. Semangat tersebut kini semakin menyala dengan festival seni kreatif bertajuk GAC Festival yang diadakan di lapangan Stadion Madya Sempaja.
Menjadi kota pertama dari rangkaia GAC Festival, Samarinda turut menyumbang talenta kreatif untuk dinobatkan menjadi pemenang GAC 2017.
"Adanya dukungan dari Sampoerna A, kini Go Ahead Challenge dapat lebih membuka ruang untuk para emerging artist dari berbagai daerah dalam berekspresi, berkreasi, dan bereksplorasi melalui GAC Festival yang berjalan di 4 kota, salah satunya Samarinda," tuturnya.
Ia melanjutkan bahwa semangat kolaborasi sangat kental terlihat dari seluruh karya dan isi acara dalam GAC Festival yang merupakan perpaduan antara emerging artist, komunitas kreatif, dan para musisi maupun seniman profesional tanah air yang dihadirkan.
Selain karya para semifinalis yang dipamerkan di A Space, terdapat pula karya-karya dari para tokoh seni terkemuka tanah air yang juga berperan sebagai kurator GAC 2017 yaitu Ade Darmawan, Anton Ismael, Ajeng Dewi Svastiari, dan Iga Massardi.
Festival yang mengangkat tema "Major Scale" yang diambil dari istilah seni musik, karya-karya mereka terlihat harmonis mengisi ruang pamer dengan beragam medium dari bidang seni beragam.
Selain itu, para pemenang GAC terdahulu juga terlibat dalam memeriahkan GAC Festival. Adapun Yogi Kusuma, pemenang GAC 2015 bidang fotografi, mengisi ruang arsip dalam A Space dengan dokumentasi perjalanan GAC mulai 2013 hingga 2016.
Ia juga terlibat dalam merancang Festival Stage sebagai creative director dengan mengajak jebolan GAC lainnya, yaitu Andre Yoga (finalis GAC 2015 bidang visual art), Dani Huda (finalis GAC 2015 bidang fotografi), dan Nara (finalis GAC 2015 bidang musik).
Kemudian Rony Rahardian `Rebellionik` pemenang GAC 2014 bidang visual art menghadirkan interactive space dengan sajian sinar ultraviolet, ruang untuk para pengunjung mengekspresikan ide atau semangat mereka menikmati GAC Festival.
Pada panggung musik, selain penampilan memukau dari Scaller dan Pandai Besi, turut memeriahkan pemenang GAC 2016 bidang musik, Ryo Rahmawan bersama band-nya Morganistic.
Untuk bidang style, John Martin, pemenang GAC 2016, turut membawa wardrobe ciptaannya dalam melengkapi gate landmark GAC Festival, berpadu dengan karya visual seniman profesional tanah air, Muchlis Fachri `Muklay` dan Jamal M.Azis. (*)