Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispora) Balikpapan, Kaltim Oemy Facessly mengaku geram dengan ulah pedagang makanan di Pantai Manggar Segara Sari yang mengenakan harga tinggi dengan alasan pantai sedang ramai pengunjung karena libur lebaran.
"Kalau sampai ada yang tertangkap tangan, terbukti berdagang dengan harga jauh di atas harga wajar, akan saya keluarkan dari Pantai Manggar," tegas Oemy, Selasa.
Menurut Oemy, saat pihaknya mengecek ke lapangan, memang tidak ada pedagang yang mengaku. Namun pihaknya sudah tahu pedagang yang berbuat demikian, antara lain dari laporan langsung pengunjung pantai.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pantai Manggar Rusli mendapat laporan pengunjung bahwa mereka harus membayar hingga Rp500.000 untuk makan 5 porsi ayam bakar dan minum air kelapa muda, atau lebih kurang Rp100.000 per porsi. Harga wajar ayam bakar di Balikpapan, bahkan untuk yang sudah harganya di atas rata-rata di tempat makan mewah Rp60.000 per porsi, dan hanya separuhnya di tempat makan di pinggir jalan seperti umumnya yang tersedia di Pantai Manggar.
Padahal, kata Oemy, dalam pertemuan sebelum libur lebaran 2017 ini, para pedagang sudah sepakat akan berjualan dengan harga wajar sambil menjaga kebersihan dan keramahan. Dengan demikian diharapkan masyarakat pengunjung mendapatkan pengalaman yang baik dan menyenangkan.
"Saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini," kata Oemy sambil meminta masyarakat pengunjung agar tak segan melapor ke UPTD Manggar bila mengalami hal seperti itu di Pantai Manggar agar pihaknya bisa mengambil tindakan tegas.
Ada 74 lapak penjual makanan dan minuman di Pantai Manggar yang tersebar sepanjang lebih kurang 2 km. Mereka menyediakan sejumlah menu, mulai dari jagung bakar hingga ikan bakar dan berbagai jenis minuman.
Selama libur lebaran 2017 ini, yaitu antara 25 Juni sampai 1 Juli 2017 tercatat 12 ribu orang lebih berkunjung ke pantai di timur laut Balikpapan tersebut. Mereka datang dari berbagai kota di Kalimantan Timur, seperti Samarinda, Bontang, Tenggarong, dan Penajam selain dari Balikpapan sendiri. (*)