Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekitar 400 warga Kelurahan Lempake, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyisir hutan sekitar pemukiman penduduk dibantu Babinsa dan kepolisian guna memburu dugaan binatang buas yang membunuh 34 ekor kambing dan 24 ekor ayam dalam dua pekan ini.
"Sasaran ratusan warga yang hari ini menyisir hutan dan perbukitan adalah hewan liar seperti anjing dan sejenisnya, kucing hutan dan sejenisnya mengingat ternak warga mati tidak wajar yang diduga pelakunya hewan liar," ujar Camat Samarinda Utara Samsu Alam di Samarinda, Minggu.
Hal itu diungkapkan Samsu setelah melepas ratusan warga Lempake menyisir kawasan hutan. Mereka dilepas dari halaman Masjid At-Taqwa RT 19. Sementara hutan dan perbukitan yang disisir tersebar di 14 RT, yakni kawasan RT 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 42, 43, 37, 36, 30.
Menurutnya, aksi sisir hutan dilakukan karena diperkirakan hewan liar tersebut bersembunyi di kawasan itu, namun ia berpesan kepada warga agar mengutamakan keselamatan masing-masing tim karena setiap warga yang turut menyisir hutan menggunakan senjata tajam seperti parang dan arit, bahkan ada yang membawa senapan angin.
Meski para menyisir hutan merupakan warga setempat, namun ia tetap minta mereka hati-hati karena bisa jadi masih ada beberapa titik yang tidak mereka hapal medannya sehingga setiap warga harus menjaga agar senjata yang dibawanya tidak melukai teman.
Sekitar 400 warga tersebut dibagi dalam beberapa tim untuk menyisir masing-masing titik sesuai pembagian tugas yang diatur oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa). Setiap ketua tim membawahi 5-10 orang. Ketua tim bertanggungjawab terhadap keselamatan anggota. Ketua tim dipilih berdasarkan pertimbangan penguasaan kawasan yang akan disisir.
Ia melanjutkan, kambing gembel dan ayam potong milik warga mengalami kematian tidak wajar karena sebelumnya tidak sakit, sementara perkiraan bekas gigitan hewan liar juga masih diragukan karena jika hewan liar baik ular, serigala, kucing hutan maupun jenis hewan liar lainnya tidak seperti itu cara membunuhnya.
"Kalau ular pasti ditelan dan tidak meninggalkan bangkai, kalau anjing hutan atau kucing hutan atau hewan buas lainnya, pasti ada bekas gigitan, bahkan dicabik-cabik dan sebagian dagingnya dimakan. Tapi kejadian di Lempake ini misterius karena tidak ada bekas digigit, namun tiba-tiba ternak mati hanya meninggalkan bekas luka kecil seperti untuk menghisap darahnya saja," tutur Samsu.
Kambing dan ayam yang mati tersebut berubah menjadi lebih kurus seolah darahnya dihisap oleh pembunuhannya, sementara secara keseluruhan tidak ada daging yang dimakan sehingga hal inilah yang menjadi pertanyaan warga karena masih misterius.
"Kami sudah koordinasi dengan bagian kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Samarinda. Untuk hasil pasti penyebab kematian hewan ternak masih dalam uji laboratorium, namun dugaan sementara, itu bukan bekas gigitan hewan," ujar Samsu. (*)