Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, memberikan bantuan sebanyak 73 ton beras bagi warga yang menjadi korban banjir di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Dinas Sosial Kaltim Siti Rusmalia Idrus di Samarinda, Senin, menyatakan, banjir yang melanda kawasan Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, sejak 29 Mei 2017 itu merendam 3.576 rumah yang dihuni 4.259 kepala keluarga (KK) atau sekitar 16.889 jiwa.
Banjir yang menggenangi 12 desa dengan ketinggian air di dalam rumah warga rata-rata 30 sampai 75 centimeter dan ketinggian air dari permukaan tanah mencapai 50 centimeter hingga lebih tiga meter itu, disebabkan air pasang Sungai Mahakam dan tingginya curah hujan yang melanda kawasan itu.
Ke-12 desa di Kecamatan Muara Kaman yang terdampak banjir, yakni Desa Muara Kaman Ulu, Muara Kaman Ilir, Teratak, Benua Puhun, Rantau Hempang, Bukit Jering, Muara Siran, Sabintulung, Puan Cepak, Tunjungan, Liang Buaya, dan Desa Sedulang.
"Pemprov Kaltim melalui tim Dinas Sosial sudah melakukan peninjauan langsung di lokasi dan kami telah memberikan bantuan berbagai kebutuhan pokok bagi warga yang menjadi korban banjir," ujar Siti Rusmalia.
Selain beras, Dinas Sosial Provinsi Kaltim juga memberikan bantuan masing-masing 100 lembar matras dan 402 paket lauk pauk.
Selain di Kecamatan Muara Kaman, Dinas Sosial Provinsi Kaltim juga telah memantau kondisi banjir yang melanda kawasan Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Ada lima desa di kecamatan tersebut yang terdampak hingga mencapai kedalaman air lima meter, termasuk ada tujuh desa di Kecamatan Sebulu juga terendam hingga saat ini," tuturnya.
"Pemprov Kaltim terus memantau kondisi warga yang terdampak dan bantuan juga diberikan kepada warga korban banjir Kecamatan Muara Wis dan Sebulu," kata Siti Rusmalia.
Sebelumnya, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Muara Kaman, Abrani menyatakan, banjir yang merendam 12 desa di kawasan itu terparah berlangsung di Desa Muara Kaman Ilir dan Muara Ulu, dengan rata-rata ketinggian air lebih tiga meter.
Akibatnya, lebih 100 kepala keluarga dari dua desa tersebut mengungsi di dua titik posko pengungsian yakni, di Posko Tebalai bagi warga korban banjir dari Desa Muara Kaman Ilir dan Posko Benua Lawas bagi warga yang mengungsi dari Desa Muara Kaman Ulu.
Selain akibat tingginya curah hujan di kawasan itu tambahnya, banjir yang merendam 12 desa di Kecamatan Muara Kaman selama lebih sebulan terakhir juga disebabkan pasang Sungai Mahakam, serta limpahan air akibat banjir di wilayah hulu, yakni di Kabupaten Kutai Barat.
Bahkan, tambah Abrani, aktivitas Kantor Desa Muara Kaman Ilir terpaksa dipindahkan di posko pengungsian di Tebalai akibat kantor desa setempat terendam.
"Pelayanan Kantor Desa Muara Kaman Ilir terpaksa dilakukan di tenda pengungsian di Posko Tebalai, begitupun dengan pelayanan kesehatan," tutur Abrani. (*)