Samarinda (ANTARA Kaltim) - Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang akan melibatkan siswa menjaga dan memelihara Sungai Karang Mumus Samarinda, Kalimantan Timur, agar sungai tersebut tidak terus menerus dijadikan tempat pembuangan sampah.
"Selain melibatkan SKPD terkait, camat, dan lurah untuk membersihkan Karang Mumus, saya juga akan mengajak Dinas Pendidikan karena ini terkait dengan pendidikan karakter," ujarnya ketika mengunjungi Posko Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di Samarinda, Jumat.
Keterlibatan siswa dalam membantu GMSS-SKM dinilai penting sebagai wujud pendidikan bagi anak-anak Samarinda, sehingga dengan adanya anak-anak yang turut memungut sampah, maka mereka tidak akan membuang sampah di tempat yang telah dipungutinya.
Apalagi Pemkot Samarinda juga telah melakukan penguatan 18 nilai pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter itu bahkan sudah dituangkan dalam Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2015.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang berkaitan dengan menjaga kebersihan Sungai Karang Mumus adalah pendidikan karakter peduli lingkungan dan peduli sosial.
Sedangkan 16 pendidikan karakter lainnya yang terus diterapkan sekolah di Samarinda adalah karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, dan tanggung jawab.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadi mengatakan, sangat mendukung apa yang diwacanakan oleh wali kota, karena dalam pendidikan sekolah juga ada yang berkaitan dengan menjaga keseimbangan lingkungan.
"Selama ini saya selalu memantau aktivitas GMSS-SKM dan beberapa relawan yang aktif membersihkan SKM, termasuk beberapa sekolah yang telah membantu GMSS-SKM memungut sampah di sungai maupun di tepinya bagi anak-anak TK/PAUD," katanya.
Bahkan, lanjutnya, sejumlah kepala sekolah juga pernah membantu GMSS-SKM memungut sampah, di antaranya Dasmiah, selaku Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Loa Janan Ilir yang telah mengajak 11 kepala sekolah memungut sampah di Karang Mumus.
"Ada pula Bu Erminawati, Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Sungai Kunjang yang juga telah mengajak beberapa kepala sekolah memungut sampah di SKM. Saya rasa ini merupakan embrio dari gerakan tidak membuang sampah ke sungai," kata Asli yang pernah menyumbang gerobak untuk GMSS-SKM ini.
Sedangkan untuk siswa yang akan diturunkan memungut sampah, lanjutnya, akan dimulai dari siswa SD dengan jumlah sekitar 5-10 anak per sekali kegiatan dan harus ada guru pendamping.
"Memungut sampah melibatkan siswa merupakan langkah nyata untuk mendidik siswa sehingga mereka akan terbiasa menjaga lingkungan, jadi kegiatan ini bisa dilakukan secara bergiliran dari sekolah satu berlanjut ke sekolah lain," kata Asli. (*)