Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan mempersiapkan Pulau Kumala sebagai salah satu destinasi wisata di daerah itu.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, H Marli, saat dihubungi di Tenggarong, Selasa menginginkan agar Pulau Kumala disiapkan untuk menerima pengunjung.
Harapan tersebut disampaikan Marli, menyusul akan rampungnya pembangunan jembatan menuju pulau wisata tersebut.
"Jembatan yang dapat menghubungkan Pulau Kumala dengan Kota Tenggarong sebentar lagi selesai sehingga pulau wisata itu harus siap menerima kunjungan," ujar Marli.
Ia meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan "stakeholder" atau pemangku kepentingan, segera membenahi Pulau Kumala agar siap untuk kembali menjadi destinasi wisata andalan di Kutai Kartanegara.
"Jangan sampai nanti pengunjung datang ke Pulau Kumala merasa kecewa, lalu memberikan kesan tidak baik. Ttu sangat tidak kita inginkan," tegasnya.
Jembatan Kumala itu menurut Marli, dibuat untuk memudahkan akses menuju pulau di tengah Mahakam yang berada di Kota Raja Tenggarong tersebut.
"Sehingga diharapkan Pulau Kumala menjadi ramai pengunjung, yang pada ahkirnya berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," katanya.
"Kita tidak bisa terus bergantung pada dana bagi hasil migas, sehingga perlu ada upaya optimalisasi, salah satunya dari sektor pariwisata," ujar Marli.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara Sri Wahyuni mengatakan, ada beberapa kegiatan penunjang pariwisata di Pulau Kumala yang direncanakannya.
Kegiatan penunjang tersebut tambahnya yakni, melanjutkan pemanfaatan rumah adat Dayak yang ada di tengah Pulau Kumala, khususnya Amin Bioq sebagai "Dayak Experience Center" atau paviliun informasi budaya Dayak di Kutai Kartanegara.
Ia mengatakan, "Dayak Experience Center" itu berisikan, penyediaan contoh tampilan berbagai budaya Dayak, diantaranya penyediaan displai proses tenun Ulap Doyo dan Badong Tancep, displai sumpit beserta sasarannya, berbagai alat musik serta beberapa perlengkapan masyarakat Dayak lainnya.
"Saya berharap, kegiatan kami di Pulau Kumala itu tidak terkena rasionalisasi anggaran, sehingga dapat berjalan dengan baik untuk menghidupkan kembali wisata Pulau Kumala," kata Sri Wahyuni. (*)